Disbudpar Bandung gali potensi budaya dan pariwisata daerah lewat film

user
Endang Saputra 24 Oktober 2018, 10:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung punya cara menarik untuk menggali potensi budaya dan pariwisata di daerah-daerah yang ada di Kota Kembang. Caranya, lewat bidang ekonomi kreatif, Disbudpar Kota Bandung menyelenggarakan Festival Film Berbasis Wilayah (FFBW) 2018.

Kepala Disbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, kehadiran FFBW 2018 merupakan wujud nyata dari komitmen Disbudpar Kota Bandung untuk fokus pada empat sektor yang akan dikembangkan tahun ini. Salah satunya adalah film. Dengan menggaet para insan perfilman Kota Kembang, pihaknya mengajak untuk bisa produktif.

"Kami berupaya membina potensi di kewilayahan khususnya subsektor film. Dari FFBW 2018 ini kelihatan bahwa ada empat komunitas yang turut berpartisipasi mengikuti kegiatan ini untuk memproduksi sebuah film dengan cerita beragam," ujar Kenny kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara ‘Screening film FFBW 2018’ di Paris van Java, Selasa (23/10).

Empat komunitas tersebut adalah ‘Sekewood Film’ yang mewakili Bandung Utara yang meliputi Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Coblong. Komunitas ini memproduksi film bertajuk ‘Biur Ngapung’. Lalu ‘The Panas Dalam Movie’ mewakili Bandung Tengah yang meliputi Kecamatan Bandung Wetan. Komunitas ini memproduksi film berjudul ‘Lagu Lama’.

Selanjutnya, ‘Kampung Film, The Black Team’ mewakili Bandung Timur yang meliputi Kecamatan Arcamanik. Komunitas ini memproduksi film berjudul ‘Aku Ingin Menari Jaipong’. Terakhir, ‘Ancipa Picture’ mewakili Bandung Selatan yang meliputi Kecamatan Lengkong dan Kecamatan Regol. Komunitas ini memproduksi film berjudul ‘Kontrak(an)’.

"Mudah-mudahan dengan adanya film berbasis wilayah ini mampu merangsang wilayah lain untuk ikut andil dalam kegiatan ini. Mudah-mudahan tahun depan juga pesertanya semakin bertambah. Dengan adanya film ini, tujuannya agar munculnya identitas daerah masing-masing dengan pemeran, figuran, atau kegiatan pendukung berasal dari masyarakat daerah berlangsungnya kegiatan," jelas dia.

Dalam hal ini, Disbudpar Kota Bandung bukan hanya sekedar sebagai penyelenggara acara. Namun juga membiayai seluruh dana produksi dari empat komunitas tersebut. Harapannya, ke depan setiap warga di daerahnya masing-masing mampu menggali potensi budaya dan pariwisata serta mampu menjadikan Bandung sebagai kota perfilman.

"Ini menjadi langkah untuk mempersiapkan Bandung sebagai wilayah yang menjadi objek tujuan insan perfilman baik dalam maupun luar negeri, baik sebagai tujuan lokasi film dan pusat pencarian sumber daya manusia untuk film. Setidaknya Bandung bisa menjadi kota yang ramah untuk produksi film," kata dia.

Nantinya, keempat komunitas film yang telah mempertontonkan karyanya ini akan dilombakan dan dipilih satu pemenang. Tak hanya tahun ini, gelaran ini juga rencananya akan kembali diselenggarakan tahun depan dan menjadi agenda rutin tahunan.

Kredit

Bagikan