RSKIA Bandung akan direvitalisasi tahun depan


Bandung.merdeka.com - Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung yang kini terletak di Jalan Astana Anyar No. 244 direncanakan akan direvitalisasi. Rencananya pembangunan fisik akan mulai berjalan tahun 2017 mendatang di lahan yang baru di kawasan Kopo.
Hal itu diungkapkan Dirut RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore D. Rangkuti dalam acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Kamis (6/10). "Saat ini bangunan baru masih dalam tahap rancang bangun/Detail Engineering Design (DED). Mudah-mudahan akhir Desember rancang bangun selesai, sehingga Insya Allah tahun depan kita masuk ke dalam tahap pembangunan fisik," ujar Taat.
Dia menuturkan, rumah sakit khusus saat ini berkapasitas 64 tempat tidur tersebut akan pindah ke Jalan Kopo, tepat di samping pintu keluar Terminal Leuwi Panjang. Direncanakan, rumah sakit yang baru akan berkapasitas 300-400 tempat tidur.
Menurut Taat, Rumah sakit tersebut nantinya akan berdiri di tanah seluas 7500m2. Luas lahan dipastikan jauh lebih luas dari lokasi yang sekarang, yakni hanya 1200m2. Selain itu, luas bangunan akan ditingkatkan menjadi 40.000m2.
"Rencananya akan dibangun 2 basement dan ke atasnya hingga 12 lantai," katanya.
Di lokasi yang baru, rumah sakit tersebut akan memiliki fasilitas untuk berbagai segmen, mulai dari pasien kelas 3 hingga pasien VIP. Sedangkan saat ini, RSKIA Kota Bandung hanya bisa menerima kelas 3 dan kelas 2 saja, dengan komposisi 60 tempat tidur untuk kelas 3 dan 4 tempat tidur untuk kelas 2.
"Ke depannya mungkin 300 akan kita bagi. Pembagiannya mulai dari kelas 3, 2, 1, sampai VIP. Sedang kita rancang, dengan asumsi 75% utk kelas 2 dan 3, sisanya kelas 1 dan VIP," jelasnya.
Sementara itu, Taat mengungkapkan saat ini ia belum akan menambah fasilitas baru di rumah sakit yang lama. Hal ini karena kepadatan ruangan sudah hampir mencapai 100% sehingga kurang memungkinkan untuk penambahan fasilitas.
"Kami sudah muter-muter, rasanya rumah sakit yang lama sudah enggak bisa ditambah lagi. Kalau ditambah takutnya pemborosan, karena kami kan mau pindah," ungkapnya.
Dia menambahkan, saat ini, RSKIA Kota Bandung melayani kurang lebih 100 pasien rawat jalan setiap hari dengan komposisi 60% pasien BPJS dan 40% pasien umum. Sedangkan untuk rawat inap, 80% merupakan pasien BPJS dan 20% pasien umum kelas 2 dan 3.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak