Pemkot Bandung akan gelar imunisasi difteri serentak mulai Februari
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) akan menggelar Outbreak Response Immunization (0RI) atau imunisasi difteri secara serentak mulai Februari. Sasaran kegiatan imunisasi ini adalah kelompok umur 1 tahun sampai kurang dari 19 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita, mengatakan ORI adalah sebuah program respon cepat yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) atas merebaknya kasus penyakit difteri di beberapa wilayah di Indonesia. Di Kota Bandung sendiri pada 2016 terdapat 6 kasus penyakit difteri dan jumlahnya meningkat pada 2017 menjadi 9 kasus, dimana 1 orang meninggal dunia.
"Sebetulnya ORI dilakukan di daerah yang telah ditetapkan dalam situasi KLB Difteri. Akan tetapi di Kota Bandung dilaksanakan ORI bukan karena KLB, akan tetapi karena selain terjadi adanya peningkatan kasus kejadian difteri pada 2017 juga karena kondisi Kota Bandung merupakan daerah transit, dengan kondisi mobilitas sangat tinggi. Sehingga sangat rentan terjadinya peningkatan kasus difteri," ujar Rita kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Selasa (30/1).
Menurut Rita, pelaksanaan ORI di Kota Bandung akan dilakukan 3 kali yakni pada Februari, Juni dan Desember 2018. Jumlah sasaran pelaksanaan ORI ini ada 692.740 anak yang terdiri dari usia 1 hingga di bawah 5 tahun yakni 160.337 orang; usia 5 tahun hingga di bawah 7 tahun yakni 82.377 orang dan usia 7 tahun hingga di bawah 19 tahun yakni 450.026 orang.
Lebih lanjut Rita mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Bandung akan bekerja sama dengan seluruh satuan organisasi perangkat daerah di Kota Bandung terutama dengan Dinas Pendidikan untuk menyosialisasikan program ini di sekolah-sekolah, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan sederajat.
"Pelaksanaan imunisasi ini wajib sifatnya karena telah ada regulasi yang ditetapkan langsung oleh pemerintah pusat," katanya.
Rita menyebut untuk pelaksanaan imunisasi Difteri ini akan dilaksanakan di sekolah-sekolah, Posyandu, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya. Untuk teknis pelayanan akan diserahkan ke masing-masing Puskesmas.
"Jumlah total pos pelayanan imunisasi ini ada 4.466. Ada yang di sekolah, posyandu dan pos pelayanan lainnya. Untuk jumlah SDM yang dikerahkan dalam kegiatan ini ada 13.139 yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya," katanya.
Seperti yang diketahui, difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium Diphtheriae yang sangat mudah menular dan berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian. Bakteri dapat dengan mudah menular melalui percikan ludah saat bersin atau batuk. Sehingga sangat panting bagi semua orang untuk mendapatkan imunisasi difteri.
"Peran sosialisasi tentang bahaya penyakit difteri dan manfaat imunisasi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini karena, masih ada kelompok kelompok di masyarakat yang menolak imunisasi. Harapannya dengan dilaksanakan program ORI, dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan dapat memutus rantai wabah penyakit diftari sehingga tidak ada Iagi kasus penyakit difteri di Kota Bandung," ujarnya.