Dinkes Kota Bandung selenggarakan bulan penimbangan balita

Ilustrasi bayi
Bandung.merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung kembali melaksanakan Bulan Penimbangan Balita dan Pemberian Vitamin A yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di bulan Agustus. Selain kegiatan rutin tersebut, bulan ini juga akan diselenggarakan Pemberian Tablet Penambah Darah untuk Remaja Putri (SMP dan SMA).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Bina Program Dinas Kesehatan Kota Bandung dr. Rosye Arosdiani dan Pengelola Program Gizi Puri Puspasari saat acara di Bandung Menjawab yang diselenggarakan di ruang media, Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (4/8).
"Kegiatan penimbangan balita sendiri sebenarnya memang merupakan kegiatan rutin tiap bulan sebagai bentuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita," tutur Rosye dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.
Rosye mengatakan, bahwa pemberian vitamin A bagi bayi dan balita berfungsi untuk menjaga kelembaban dan kejernihan selaput lendir, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare serta Vitamin A esensial untuk membantu proses pertumbuhan.
Selain kedua program tersebut, akan diselenggarakan juga Pemberian Tablet Penambah Darah dengan sasaran anak SMP dan SMA kelas dua. Kegiatan ini akan dilaunching di SMAN 18 Bandung pada 5 Agustus 2016.
Pengelola Program Gizi Puri Puspasari mengatakan, rencananya ada sekitar 6 ribu remaja putri kelas dua di SMP dan SMA terpilih akan diberi 52 tablet untuk dikonsumsi selama empat bulan, dengan dosis seminggu satu tablet.
"Harapannya pemberian tablet ini dapat mencegah terjadinya pendarahan, penurunan angka kematian bayi dan mencegah anemia," ujar Puri.
Puri menyebut angka remaja putri penderita anemia di Bandung mencapai 5 persen dan Dinkes ingin menurunkan angka tersebut melalui upaya pencegahan ini.
Komposisi tablet penambah darah ini adalah zat besi (Fe) dan asam folat. Menurut Puri, obat ini lain dengan obat penambah darah yang banyak beredar di pasaran, karena merupakan stok resmi dari Kemenkes dan provinsi.
"Karena kekurangan Fe atau zat besi ini kan dapat berbahaya ketika mengandung atau melahirkan nantinya. Kesehatan bayi bisa terganggu maka dilakukan upaya pencegahan dini," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak