Bekas anak buah tidak kaget Bupati Subang ditangkap KPK
Bandung.merdeka.com - Dua bekas pejabat di Dinas Kesehatan Subang yang kini menjadi terdakwa dugaan korupsi, Budi Subiantoro dan Jajang Abdul Khaliq, tidak terkejut dengan kabar penangkapan Bupati Subang Ojang Sohandi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Menurut Budi yang juga mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, peran Bupati Subang disebut-sebut dalam persidangannya terkait perkara dugaan korupsi BPJS Kesehatan Subang. “Itu Suhendi yang tahu. Kan waktu fakta persidangan Suhendi katakan itu (soal Bupati),” ujar Budi, usai sidang di Bandung, Senin (11/4).
Suhendi, kata Budi, adalah Bendahara Dinas Kesehatan Subang yang mengabiskan APBD di Dinas Kesehatan Subang. “Sebetulnya uang APBD ini hilang sama Suhendi,” katanya.
Dalam kasus yang disidangkan di Pengadilan Tipikor Bandung, sambung dia, dirinya dan Jajang menghadapi anggaran kesehatan yang kosong. Padahal banyak sekali program kegiatan yang harus jalan. Kondisi itu membuat Budi meminta Puskesmas-Puskesmas di Subang untuk memberi bantuan kepada Dinas Kesehatan Subang.
Maka Puskesmas-Puskesmas di Subang memberikan uang yang didapat dari jasa pelayanan Puskesmas. “Untuk membantu program yang harus dibiayai karena uangnya habis sama Suhendi,” ujarnya.
Namun ia tidak merinci bagaimana aliran dana dari Suhendi kepada Bupati Subang. Senada dengan Budi, terdakwa lainnya yang juga mantan Kabid Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Jajang Abdul Khaliq, menambahkan Suhendi adalah otak di balik kasus korupsi BPJS Kesehatan Subang.
“Sebenarnya otaknya adalah Suhendi. Saya baru masuk Dinas Kesehatan bulan Mei 2014, masalah sudah besar, bulan Juni anggaran Dinas Kesehatan sudah habis, salah saya apa?” kata Jajang.
Meski anggaran Dinas Kesehatan Subang kosong, program-program tetap harus jalan. Menurutnya, tidak mungkin pejabat di Dinas Kesehatan Subang diam saja. Maka pihaknya harus menggunakan uang pelayanan Puskesmas.
“Kalau saya tidak peduli Dinas Kesehatan, teman-teman di Dinas Kesehatan juga tidak peduli, akan mati lampu, tidak ada air, tidak ada program filariasis, dari mana itu semua? Mungkin di luar salah tafsir. Kita tak bermaksud apa-apa, supaya program jalan. Dalam kasus ini saya tidak bersalah,” ungkapnya.