200 Ribu pekerja di Bandung belum dapat perlindungan sosial

user
Mohammad Taufik 01 Mei 2018, 15:22 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Jumlah pekerja yang belum terdaftar dalam program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan masih cukup tinggi di Kota Bandung. Jumlahnya ada sekitar 200 ribu pekerja di Kota Bandung yang belum ikut program jaminan sosial ketenagakerjaan.

Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Bandung Suci, Suhedi, mengatakan para pekerja yang bekerja di perusahaan sebagian besar sudah mengikuti program jaminan sosial. Namun ada juga yang belum terdaftar menjadi peserta program jaminan sosial.

"Kalau belum tercover angka persisnya Saya belum tahu, karena memang ada yang bekerja dari luar Bandung segala macam banyak sekali. Tapi memang ada sekitar 25 persen atau 200 ribuan yang belum tercover (program perlindungan sosial)," ujar Suhedi kepada wartawan.

Menurut Suhedi, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Bandung Suci sendiri saat ini sudah ada 320 ribu pekerja yang telah mengikuti program jaminan sosial ketenagakerjaan. Dia menyebut bukan hanya buruh yang bekerja di sektor industri, pekerja yang belum mengikuti program jaminan sosial ini seperti pekerja di sektor usaha kecil.

"Jadi bukan hanya buruh tapi pekerja-pekerja yang di industri seperti percetakan, usaha-usaha kecil mereka banyak enggak ikut. Kalau terbesar sekarang yang enggak ikut itu peserta dari BPU (bukan penerima upah) seperti pedagang, tukang ojek, banyak yang belum ikut," katanya.

Suhedi mengungkapkan, masih banyak pekerja kurang menyadari pentingnya perlindungan sosial. Sehingga masih banyak dari mereka yang belum mengikuti program jaminan sosial ketenagakerjaan. Padahal biaya premi yang dibayarkan per bulan tergolong murah yakni sebesar Rp 6.750 untuk dua program jaminan yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

"Dari pengalaman Saya, kalau udah ada testimoni itu mereka baru tergerak. Contoh misalnya temannya ikut, terus meninggal atau kecelakaan dengan biaya sekian puluh juta. Begitu mereka kecelakaan wah betul gratis baru mereka sadar. Padahal nggak seperti itu harusnya. Jadi memang tingkat kesadaran berasuransi itu kurang," ungkapnya

Kredit

Bagikan