Udara paling segar, Inem pelayan seksi betah di Bandung

user
Endang Saputra 05 April 2018, 14:15 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Peran film 'Inem Pelayan Seksi' Sarah Vi sudah dua tahu belakangan ini memilih menetap di Bandung Jawa Barat, Rupanya, ada begitu banyak alasan yang membuatnya enggan kembali untuk tinggal di Jakarta.

Menurut pemeran Inem dalam sinetron yang tenar pada era 1997 yakni Inem Pelayan Seksi, Bandung memiliki daya magis yang membuatnya enggan beranjak. Di antaranya adalah udara sejuknya serta beragam kuliner yang menggugah selera.

Meski begitu, perempuan yang kini tampil menggunakan hijab dengan busana syar'i itu mengaku masih sering bolak-balik ke Jakarta karena urusan pekerjaannya di dunia entertainment. Dirinya mengaku masih sesekali terjun ke dunia yang telah membesarkan namanya itu.

"Betah banget di Bandung. Awalnya karena urusan kerjaan bolak-balik Bandung, lama-lama kepikiran mau pindah aja ke Bandung. Ternyata semakin hari dibuat jatuh cinta ya sama kota ini," ujar pemilik nama asli Syarifah Helfira Djamaluleil kepada Merdeka Bandung, Rabu (4/4).

Kata Sarah, kini ia memang belum memiliki rumah tetap di Bandung. Namun, rencananya ia memiliki keinginan untuk memiliki rumah di Kota Kembang.

"Bandung itu awal saya pindah ke sini berhasil bikin berat badan saya naik dari 45 kg, jadi 68 kg. Sekarang sudah mulai ke berat badan semula, tetapi masih belum turun empat kilo lagi. Makanannya enak-enak. Apalagi saya punya tim yang semuanya hobi makan, jadi ya ikut-ikutan," jelas dia.

Beberapa makanan yang menjadi selalu membuatnya gagal diet adalah pisang goreng yang berada disebuah hotel berbintang dibilangan LLRE Martadinata. Kemudian ada pula nasi goreng di Jalan Banda yang membuatnya ketagihan.

Sarah tidak hanya sekedar menetap di Bandung. Namun, ia juga membangun kerajaan bisnisnya di sini. Itulah salah satu alasan kenapa wanita berkulit putih ini pindah. Tidak hanya satu, tetapi ada enam bisnis sekaligus yang digelutinya.

Mulai dari busana khusus kaum hawa, hingga aksesories seperti jam tangan dan kacamata menjadi lahan baginya mencari nafkah. Membidik pasar menengah ke atas, rupanya produk yang dibuat Sarah tidak hanya disukai warga Indonesia, bahkan hingga mancanegara.

"Pernah ikutan pameran gitu di Singapura, ternyata banyak yang suka. Kalau di Indonesia mungkin banyak yang kenal saya jadi sebagian orang beli produk juga juga karena melihat sosok saya. Kalau di Singapura, siapa saya. Enggak ada yang kenal saya, orang beli murni karena menyukai produk saya," jelasnya.

Selain berbisnis, satu hal yang membuat Sarah betah di Bandung. Kini, ia semakin giat mendalami agama dengan mengikuti kegiatan pesantren di Bandung. Keikutsertaannya dalam pesantren ini guna menyeimbangkan kehidupannya.

Sarah enggan terlena dengan hal-hal duniawi saja. Untuk itu, ia berusaha mencari ridho Allah dengan memperdalam ilmu agama tanpa henti.

Kredit

Bagikan