Banjir bandang di Bandung, Pakar: Penataan KBU tak dikelola dengan baik

user
Endang Saputra 23 Maret 2018, 09:38 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Banjir bandang menerjang wilayah kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, pada Selasa (20/3) sore lalu. Air dari sungai Cipamokolan yang telah bercampur lumpur meluap ke pemukiman warga di tiga kecamatan yakni Kecamatan Mandalajati, Kiaracondong dan Cibeunying Kidul. Akibatnya, ada lebih dari 700 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dari peristiwa tersebut.

Pakar Tata Kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Johnny Patta, mengatakan banjir parah yang melanda wilayah Cicaheum dan sekitarnya karena selain tingginya curah hujan yang terjadi, juga karena air hujan yang jatuh tidak terserap ke dalam tanah. Menurutnya penataan wilayah Kawasan Bandung Utara tidak dikelola dengan baik.

"Jadi kenapa tidak terserap karena memang terutama di Bandung Utara terjadi pembangunan yang banyak, masif. Tetapi bukan hanya karena pembangunan, jadi mau saya tekankan karena kawasan Bandung Utara itu tidak dikelola dengan baik," ujar Johhny saat dihubungi Merdeka Bandung, Kamis (22/3).

Dia mencontohkan, lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) seharusnya ditanami pohon-pohon besar yang bisa banyak menyerap air. Lantaran tidak adanya pohon-pohon besar membuat air langsung turun ke kawasan di bawahnya dan menggerus tanah sehingga menjadi lumpur seperti yang terjadi di Cicaheum.

"Jadi KBU itu tidak dikelola dengan baik. Sehingga akhirnya airnya langsung mengalir ke bawah dan menggerus tanah sehingga jadi lumpur dan waktu mau mengalir itu tidak bisa mengalir karena tersumbat. Ya enggak ada pilihan lain airnya menghancurkan kirmir-kirmir sungai terus banjir. Karena air ga bisa dibohongi kan langsung mengalir ke lokasi yang lebih bawah," katA dia.

Selain itu dia pun menyoroti penanganan sungai di Kota Bandung yang dinilai kurang baik. Hal ini dapat terlihat dari banjir yang terjadi tidak hanya di satu lokasi tetapi terjadi secara bersmaaan di lokasi lain.

"Kalau ini kan banjir Cicaheum aja, di Gedebage banjir, Antapani banjir. Ini sih bukan lagi faktor alam gitu loh, ini mah ketidakmampuan pemerintah kota. Ini mah kalau banjir di mana-mana berkali kali, itu mah Pemkot memang tidak mampu menangani banjir," ucapnya.

Johnny pun menilai upaya penanganan banjir yang dilakukan Pemkot selama ini seperti membangun tol air ataupun gorong-gorong raksasa hanya untuk penanganan jangka pendek. Padahal untuk menangani banjir dibutuhkan penanganan jangka panjang dengan membuat perencanaan penataan sistem drainase yang baik.

"Pemerintah sih enggak salah buat tol air, basement air. Tetapi kan pemerintah bukan hanya yang penanganan jangka pendek segera-segera ini. Jangka panjangnya pikirkan dong konsep pembangunan yang baik supaya banjir ini tidak terjadi lagi," ungkapnya.

Jika konsep jangka panjang ini tidak segera dilakukan lanjut, Johnny bukan tidak mungkin banjir di Kota Bandung akan kembali terulang. Untuk itu dia mewanti-wanti Pemkot Bandung agar segera memiliki konsep penanganan banjir jangka panjang.

"Jadi seperti sekarang ini mohon maaf ya Saya katakan ini banjir di Cicaheum bukan terakhir nih bulan ini Saya yakin akan banjir lagi, awal April masih banjir lagi. Kalau seperti begini ya bisa jadi pasti banjir lagi. Jadi bukan menyalahkan alam, karena ini cekungan Bandung, ya enggak usahlah. Kita atasi dengan baik sehingga hujan itu jadi berkah bukan musibah. Pemkot harus punya penanganan jangka panjang," katanya.

Kredit

Bagikan