Tiap Paskah Katedral Bandung sediakan 1.000 telur ayam untuk anak-anak

user
Farah Fuadona 26 Maret 2016, 12:24 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Paskah identik dengan tradisi telur ayam hias. Tradisi ini juga mewarnai misa Paskah di Gereja Katedral Santo Petrus Bandung. Telur hias sebagai simbol kehidupan baru itu khusus disiapkan untuk anak-anak.
 
Pastor Kepala Gereja Katedral Santo Petrus Bandung, Leo van Beurden OSCmenyebutkan biasanya tiap Paskah pihaknya menyiapkan telur untuk 200 anak-anak yang menjalankan misa Paskah. Di sela misa, anak-anak tersebut melakukan permainan mencari telur.
 
“Jika tiap anak dapat lima telur, kurang lebih kita siapkan 1.000 telur tiap Paskah,” kataPastor  Leo, kepada Merdeka Bandung, Sabtu (26/3).
 
Tradisi telur Paskah memang sudah berlangsung lama. Kadang di Katedral Bandung atau gereja-gereja lain biasa menyiapkan hiasan telur besar untuk menyambut Paskah. Namun tahun ini telur raksasa tersebut tidak disiapkan.
 
“Telur menunjukkan lambang hidup baru,” jelas pastor 73 tahun itu.
 
Telur-telur yang disiapkan gereja disembunyikan di tempat tertentu. Kemudian anak-anak mencarinya seperti mencari harta karun. Tiap telur dilukis warna-warni, warna yang ceria kesukaan anak-anak.
 
“Cuman akhirnya orang tua suka ikut mencaritelur,” kata Pastor kelahiran Belanda yang sudah menjadi WNI itu.
 
Menurutnya, telur tersebut disiapkan pada Minggu Palma. Berdasarkan filosofinya, telur sebagai simbol hidup baru. Anak ayam keluar dari telur, dari kegelapan memasuki kehidupan baru.
 
Permainan mencari telur Paskah sebagai mengenalkan filosofi telur pada anak-anak. Telur dan kehidupan baru  terkait dengan kebangkitan yang diperingati pada Hari Raya Paskah.
 
“Di sela main-main sedikit mudah-mudahan anak-anak mengerti bahwa ayam jadi tua, bertelur, keluar anak ayam untuk menjalani hidup baru yang lebih baik, dihiasi jadi indah,” terangnya.
 
Pada Paskah tahun ini Katedral Bandung menggelar misa sejak Rabu lalu yang puncaknya Hari Raya Paskah Minggu 27 Maret 2016. Dalam sehari, misa terbagi ke dalam beberapa jam pagi, siang dan malam.
 
Menurut Pastor Leo, meski diwarnai hujan deras, pelaksanaan misa di Katedral berlangsung lancar. Setiap harinya, Gereja Katedral dikunjungi 5.000-8.000 jemaat. Katedral sendiri berkapasitas 2.000 jemaat.
 
“Puncak Paskah adalah Minggu 27 Maret, artinya Hari Raya yang penuh optimiame. Betapapun kuat didera maut akan dikalahkan oleh hidup baru. Manusia bisa mati tapi ada uluran tangan Tuhan sehingga manusia bisa dibangkitkan kembali. Itu sebabnya seburuk apapun kehidupan di dunia ini yakinlah akan uluran tangan Tuhan kita akan selamat,” papar Pastor Leo.


Kredit

Bagikan