Garry Wibiksana, komikus muda asal Bandung peraih Kosasih Award 2015
Bandung.merdeka.com - Kang Wibik merupakan karakter yang digambarkan sebagai seorang pria dengan tingkah lakunya yang humoris. Dia memiliki ciri khas rambut dikuncir dan bekas luka di dahi sebelah kanan. Sementara Hayati, digambarkan sebagai seekor kucing yang memiliki ciri khas rambut hitam dan berkuncir dua. Hayati diceritakan sebagai karakter yang judes. Dan satu tokoh lagi, Fuad digambarkan sebagai seekor gorila.
Ketiga tokoh itu adalah karakter rekaan dari komikstrip bertajuk wibiksana karya Garry Wibiksana. Komikstrip inilah yang kemudian membuat Garry berhasil memenangkan penghargaan Kosasih Award 2015, sebuah penghargaan bergengsi bagi para komikus di tanah air. Garry meraih penghargaan untuk kategori komik strip online terbaik dalam acara Popcon Asia 2015, salah satu pameran terbesar di Asia yang menampilkan beragam karya kreatif seperti comic, mainan, film dan animasi yang digelar pada Agustus lalu di Jakarta.
Garry memang terbilang sebagai komikus baru untuk level nasional. Dia baru aktif menekuni dunia komik sejak dua tahun lalu. Karya komik strip wibiksana menjadi karya pertamanya yang dibuat pada awal 2014 lalu.
"Idenya waktu kerja di tempat kerja terakhir pada akhir tahun 2013. Saya sebagai ilustrator saat itu bikin salah satu tokoh game, tapi tanpa nama. Dengan ciri-ciri yang hampir mirip, pake kuncir terus ada luka di dahi sampai pada akhirnya selepas resign, pada awal tahun 2014 Saya pake sendiri," ujar pria yang akrab disapa Kang Wibik ini saat berbincang dengan Merdeka Bandung, Kamis (10/11).
Dia menuturkan tokoh Kang Wibik sendiri sebenarnya merupakan representasi dari dirinya yakni seorang pria yang mengangkat tema ringan dari kehidupan sehari-hari.
"Karakter Kang Wibik ini representasi saya sendiri. Tokoh bapak muda yang tema besarnya ngangkat tema ringan dari kehidupan sehari hari. Ada yang true story, ada yang lebay. Genrenya memamg dibungkus komedi," kata lulusan Ilmu Komputer UPI Bandung ini.
Dia bahkan sengaja mengubah sedikit penampilanya supaya sama persis dengan karakter yang dibuatnya tersebut.
"Tadinya penampilan saya ga seperti ini. Akhirnya saya ubah bentuk rambut jadi ada kuncir. Akhirnya dikit-dikit jadi kaya yang sekarang," kata Kang Wibik yang rambutnya dikuncir satu.
Sejak saat itu karakternya kemudian semakin berkembang. Salah satu tokoh yang kemudian dia buat yakni karakter seekor kucing bernama Hayati.
"Saya lagi iseng bikin gambar kucing. Waktu itu lagi ngangkat tema soal ospek. Kayanya lucu kalau dipakai rambut dan dikuncir dua. Akhirnya karakter itu kepake sampai sekarang dan feedback juga banyak yang suka," kata pria yang baru saja menjadi seorang bapak ini.
Kang Wibik menjadikan media sosial Facebook dan Instagram sebagai tempat untuk memamerkan hasil karyanya. Di akun instagramnya @wibik_sana tercatat memiliki jumlah followers mendekati angka 25 ribu. Setiap hari dia memposting komik strip baru yang mampu mengocok perut followersnya.
"Kebetulan waktu bikin karakter Kang Wibik ini lagi sering instagraman. Akhirnya jadi terkonsep karakternya solid terus ampe sekarang," katanya.
Gayung pun bersambut, komik strip yang dia posting di media sosial mendapat apresiasi dari pengguna media sosial lain terutama di Instagram. Ratusan like dan komentar memenuhi setiap postingannya.
Sejak saat itu dia mulai dikenal dengan karakternya Kang Wibik. Karya-karyanya mulai banyak dikenal di dunia maya.
"Alhamdulillah dari situ kebuka lebar. Mulai banyak yang minta kerjasama dibuatkan ilustrasi. Jadi saya freelance ngambil proyekan dari luar, bikin komik dan ilustrasi," katanya.
Selain di media sosial, Garry juga memajang hasil karyanya di webtoon.com, sebuah digital comics platform milik aplikasi LINE. Karya yang diunggah di website itu juga mendapat apresiasi yang luar biasa di pembaca setianya. Saat ini Garry sedang sibuk untuk mengerjakan beberapa proyek pembuatan komik. Salah satunya untuk pembuatan komik jejak rosul.
"Jadi ada yang mengajak untuk kerjasama bikin komik jejak rosul dengan style gambar agak realis. Sekarang lagi nunggu naskah tokoh dan naskah komiknya selesai," ungkap Kang Wibik yang juga sering diundang menjadi pembicara di acara seminar.
Suatu saat Kang Wibik berharap karyanya di dunia maya dapat dibukukan. "Semoga saja bisa diterbitkan," pungkasnya.