Gomez tekankan pentingnya edukasi dalam menumbuhkan rivalitas yang sehat

Oleh Endang Saputra pada 29 September 2018, 11:58 WIB

Bandung.merdeka.com - Pelatih Persib Mario Gomez menyambut baik aksi perdamaian yang dilakukan pendukung Persib dan Persija Jakarta di sejumlah daerah di Indonesia. Menurut Gomez, rivalitas haruslah menghargai nyawa seseorang. Sepakbola, kata dia, adalah sebuah pesta dan hiburan bagi semua orang, bukan malah menjadi arena peperangan.

"(Aksi perdamaian) itu sangat bagus. Saya selalu berbicara, kita harus ambil dari contoh yang sudah ada. Ini pesta bukan perang. Ini pesta yang menyenangkan, kamu bisa datang dengan keluarga, bisa datang ke Arema, ke Jakarta dengan keluarga, itu bagus," ujar Gomez seperti dikutip laman klub, Sabtu (29/9).

Gomez pun sempat mengambil contoh panasnya laga El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona FC di Liga Spanyol. Hebatnya, laga itu bisa disaksikan oleh kedua suporter dari kedua kesebelasan di stadion. Baik pendukung Real Madrid dan pendukung Barcelona FC bisa berdampingan tanpa harus meregang nyawa.

"Kamu bisa kalah, imbang, atau menang. It’s oke, itu yang menyenangkan dari sepakbola. Jadi, sangat penting untuk kita mengambil contoh dari sini. Di Spanyol, ketika Barcelona dan Real Madrid bertanding, semua datang ke lapangan dan tidak ada masalah. Tidak ada kemarahan apa pun," kata dia.

Gomez mengungkapkan pentingnya edukasi dalam menumbuhkan rivalitas yang sehat di dunia sepakbola. Ia mengimbau kepada para petinggi kelompok suporter di Indonesia untuk dapat memberikan edukasi secara merata demi menciptakan kultur rivalitas yang sehat.

"Solusinya edukasi. Edukasi dahulu kepada seseorang yang paling berpengaruh terhadap situasi ini. Lalu teruskan perdamaian, jangan benci orang ini, jangan lukai orang ini, jangan berkelahi," kata ucapnya.

Mengenai insiden di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, pekan lalu, pelatih berkebangsaan Argentina itu tak lantas bisa melupakannya begitu saja. Ia justru mengajak semua elemen dan lembaga yang berfokus terhadap sepakbola tanah air untuk dapat mengambil pelajaran dari kejadian itu.

"Ini sebagai pelajaran. Masa lalu untuk pelajaran. Saya selalu berbicara soal masa lalu. Tapi masa sekarang yang terpenting. Masa lalu biarkan masa lalu. Kita belajar dari masa lalu," katanya.

Â

Tag Terkait