Perang tomat Lembang dalam bingkai film dokumenter

Oleh Farah Fuadona pada 28 Januari 2016, 13:48 WIB

Bandung.merdeka.com - Dalam empat tahun terakhir masyarakat Kampung Cikareumbi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, rutin menggelar perang tomat. Perang yang diwarnai tradisi hajat buruan dan ruatan ini menyedot perhatian masyarakat luas dan media massa.
 
Tradisi perang tomat tersebut diabadikan dalam film dokumenter judul Cerita Tomat Cerita Petani yang dibuat Yudha Maulana Nur Hidayat (director) dan Santi Ameriyani (Director of Photography).
 
Film dokumenter tersebut dipamerkan di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Printis Kemerdekaan, Bandung, hingga Jumat (30/1) mendatang.
 
Santi Ameriyani mengatakan, perang tomat merupakan bagian dari keragaman budaya Indonesia. Perang tomat lahir dari tradisi ritual ruatan yang sudah ada secara turun-temurun di Kampung Cikareumbi, Lembang.
 
Film dokumenter tersebut menampilkan seluruh proses rangkaian perang tomat. “Tujuan penulis dapat menyajikan visual yang baik dan dapat menyampaikan pesan dan diterima oleh masyarakat luas sehingga dapat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan tentang budaya perang tomat,” tulis Santi, dalam pengantar pamerannya.
 
Tradisi perang tomat sebagai wujud syukur manusia yang telah diberi kehidupan khususnya bidang pertanian. Perang tomat sendiri sebagai puncak dari rangkaian ritual mulai hajat buruan, penumbalan atau ruatan dan hajat lembur yang rutin dilaksanakan setahun sekali tiap bulan Muharam.
 
Ide awal perang tomat berasal dari seorang budayawan Nanu Munajat atau akrab disapa Mas Nanu Muda alias Abah Nanu. Abah Nanu sering berkolaborasi dengan masyarakat Cikareumbi Mekar Budaya Grup.
 
Abah Nanu yang tertarik dengan ritual hajat buruan kemudian memberikan ide untuk melaksanakan perang tomat. Tomat yang dipakai perang adalah tomat busuk sebagai lambang membuang hal buruk dalam diri manusia.
 
Film dokumenter tersebut menjadi bagian dalam pameran Pameran Karya Tugas Akhir Prodi Fotografi dan Film Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Unpas 2015/2016 dengan tema United Nation.

Ada 11 mahasiswa yang menjadi pelaku pameran termasuk Santi dan Yudha. Ketua Prodi Fotografi dan Film Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Unpas, Harry Reinaldi, mengatakan pameran menampilkan keragaman budaya masyarakat Indonesia.
 
“Karya yang dipamerkan sangat beragam, mulai budaya urban seperti dokumentasi gravity, BMX, tradisi perang tomat di Cikareumbi Lembang,” terangnya, kepada Merdeka Bandung.
 
Ia menambahkan, salah satu narasumber dalam film perang tomat adalah fotografer Agus Bebeng. Sedangkan pemutaran film dokumenter dilakukan secara bergiliran.