Banyak pengendara bandel, perlintasan KA di Bandung dipasang ranjau

Oleh Muhammad Hasits pada 01 Juli 2016, 13:25 WIB

Bandung.merdeka.com - Banyaknya pengendara motor yang kerap menerobos perlintasan kereta api menjadi perhatian Pemkot Bandung. Para pengendara mengabaikan aspek keselamatan meski pintu perlintasan kereta api telah ditutup.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kota Bandung berencana memasang ranjau di sekitar perlintasan kereta api. Langkah ini merupakan bagian program pendisiplinan para pengguna jalan yang seringkali menerobos palang pintu perlintasan kereta api.

"Nanti untuk mengatasi orang-orang yang tidak disiplin, yang suka melintasi rel itu, dengan sebuah cara kemudian motor tidak bisa lewat. Supaya mereka bisa didisiplinkan lewat teknologi," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai penandatanganan MoU antara Pemkot Bandung dengan PT KAI di Pendopo Wali Kota, Jalan Dalem Kaum, Kamis (30/6)

Pria yang akrab disapa Emil ini menyebutkan, bentuk ranjau yang akan dipasang yakni berupa plat besi runcing. Ranjau ini nantinya akan menghalangi pengendara untuk menerobos pintu perlintasan.

"Jadi plat besi runcing ini akan aktif bila palang pintu kereta api diturunkan. Sehingga akan menghalangi pengendara yang akan melintas," katanya.

Menurut Emil, teknologi tersebut rencananya akan dipasang di sejumlah titik-titik yang ramai terjadi pelanggaran. Saat ini pihaknya akan menginventarisir titik titik tersebut. "Nanti beberapa titik akan kita uji coba seperti di Kosambi, Garuda, Kiaracondong, dan Laswi ," pungkasnya.

Dalam kesempata itu Ridwan Kamil dan Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Edi Sukmoro juga menandatangani kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Bandung dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI Persero) tentang Sinergitas Program Pembangunan dan Penataan Kota. Setidaknya terdapat 10 program lebih yang tercantum dalam MoU antara Pemkot Bandung dengan PT KAI.

Ridwan Kamil mengatakan, salah satu poin kerjasama yakni terkait reaktivasi rel kereta api untuk jalur dari Bandara Husein Sastranegara menuju Stasiun Bandung berada di Jalan Kebon Kawung. Letak rel lama yang telah dibangun sejak zaman kolonial tersebut berada di belakang tempat parkir saat ini.

"Pembangunan jalur tersebut bertujuan agar masyarakat yang keluar dari bandara dapat memanfaatkan moda transportasi kereta. Sehingga mengurangi kemacetan karena mobil-mobil penjemput," ujar Ridwan.

Emil menuturkan, dengan adanya reaktivasi jalur kereta  tersebut, diharapkan nantinya dapat  memberikan kenyamanan bagi penumpang. "Dari Kebon Kawung nanti lanjut dengan Cable Car ke Lembang dan ke tempat-tempat lain. Sehingga kalau diaktivasi relnya yang ada di belakang parkir Bandara Hussein, kan luar biasa untuk pelayanan kenyamanan penumpang," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur PT KAI, Edi Sukmoro, rel yang akan direaktivasi bukan rel terlalu panjang, melainkan hanya 500-700 meter menuju jalur rel utama. Dengan demikian, proses konstruksinya akan berjalan relatif cepat.

"Nanti kalau studi yang kita bentuk ini cepat selesai, rundingan anggaran biaya dari mananya sudah didapat, mungkin 6 bulan - 8 bulan selesai itu," kata Edi.

Edi menyebut, bentuk kereta yang akan digunakan adalah kereta bandara seperti yang telah dioperasikan di Bandara Internasional Kualanamu, Medan. Akan tetapi PT. KAI belum berencana untuk menggunakan kereta api baru.

"Untuk sementara kan kita bisa pakai kereta yang ada. Gunakan kereta diesel dulu saja," pungkasnya.

Tag Terkait