Sopir angkot di Bandung demo minta operasional Bus Sekolah dihentikan

Oleh Mohammad Taufik pada 02 Juni 2016, 14:59 WIB

Bandung.merdeka.com - Sejumlah sopir angkot dari berbagai trayek menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (2/6). Mereka menuntut Pemkot Bandung menghentikan pengoperasian bus sekolah karena dinilai mengurangi penghasilan para sopir angkot.

Salah seorang sopir angkot, Rosadi (51), mengatakan merasa keberatan dengan beroperasinya Bus Sekolah. Sebab pasca-beroperasinya Bus Sekolah, membuat pendapatan para sopir angkot menurun drastis.

"Pendapatan kami sudah turun 80 persen, sejak dari 3 bulan lalu. Sekarang saya hanya bisa mengantongi Rp 50 ribu satu hari. Buat nyetor aja sulit, apalagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Rosadi kepada wartawan di sela aksi.

Dia mengatakan sudah pernah mengajukan aspirasi kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terkait keluhan para sopir angkot. Namun hingga saat ini aspirasi yang mereka suarakan belum mendapat tanggapan.

"Kita sudah ajukan aspirasi tapi tidak didengar oleh wali kota. Jadi kami sekarang demo lagi ke sini," katanya.

Rosadi mengatakan, sedikitnya ada lima trayek angkot bersinggungan langsung dengan Bus Sekolah diantaranya Cicadas-Cibiru, Margahayu-Ledeng, Riung Bandung-Dago dan Elang-Gedebage, Elang -Ujung Berung. Kelima trayek tersebut dilalui oleh Bus Sekolah.

"Dengan banyaknya jalur yang bersinggungan, tentunya mengurangi penghasilan kita," kata supir angkot jurusan Cibiru-Cicadas ini.

Untuk itu, pihaknya meminta Pemkot Bandung untuk menghentikan operasional Bus Sekolah. "Kami minta supaya operasional bus sekolah dihentikan. Karena sama saja pemerintah membinasakan sopir angkot secara perlahan. Selami ini penumpang kami anak sekolah, tapi sekarang direbut Bus Sekolah," ujarnya.

Berdasarkan pantauan Merdeka Bandung, para peserta aksi unjuk rasa melakukan orasi di depan gerbang balai kota. Mereka juga membentangkan berbagai poster penolakan.

Tag Terkait