Ketika Jokowi cerita BUMN yang justru terlena dengan pelayanan buruk
Bandung.merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MAE) justru memicu seluruh pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas, tak kecuali Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jauh sebelum adanya MEA, Jokowi berkisah betapa buruknya pelayanan BUMN terhadap masyarakat kala itu.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutan Jambore HIPMI Perguruan Tinggi 2016 se-Asean di Kampus Telkom University, Jalan Terusan Buah Batu, Kabupaten Bandung, Senin (23/5) siang.
"Jangan kita terbuai dengan seperti itu (kelalaian). Kata kucinya adalah terbuka dan berani berkompetisi. Semakin detil saya lihat, ternyata karakter bangsa kita ini, biasanya semakin terdesak, pinternya loncat. Dipepet loncat. Itu tipikal kita," kata Jokowi di hadapan ribuan peserta Jambore.
Lantas dia mencontohkan, bank milik pemerintah BRI di era 1975-an. Jokowi kala itu masih duduk di bangku SMP. Tak jarang oleh orangtuanya disuruh mengambil uang ke Bank BRI.
"Tahun 1975 saat itu saya masih SMP. Saya sering disuruh ambil uang di bank. Jam satu atau setengah dua sudah tutup. Karena tidak ada kompetisi. Jadi kalau saya pulang sekolah terlambat sudah tutup tidak bisa ambil uang," kata Jokowi berkisah.
Tapi kemudian persaingan itu muncul. Perbankan satu demi satu tumbuh, di situlah yang dimaksudkan terdesak menjadikan para BUMN menjadi meningkatkan kualitasnya.
"Ketika ada facto, bank pemerintah itu menjadi bagus, laba meningkat, IT bisa bersaing dengan swasta. Bahkan sekarang BRI meraup keuntungan Rp 24 triliun per tahun. Swasta kalah," ungkapnya.
Contoh lain yakni PT Pertamina yang menjual bahan bakar kendaraan. Dia menyebut, pada era 1970-1980 pelayanan SPBU sangat buruk. Stasion pengisiannya kumuh.
"Kadang petugasnya pake seragam, kadang tidak. Tapi ketika ada pesaing. Shell masuk, Petronas masuk. Justru sekarang kualitas baik. Dan pesaing lainnya juga malah tidak kuat karena tidak kuat dengan Pertamina," ujarnya.
Nah, dia menyampaikan MEA 2016 justru berdampak baik terhadap daya saing yang ada di Indonesia. Jangan anggap MEA sebagai hal yang menakutkan. "Makannya saya ingin MEA ini memberi semangat anak muda terutama untuk bangkit dan berani berkompetisi," katanya.