Kadis PU sebut basement air di Pagarsih dan Pasteur berfungsi dengan baik

Oleh Endang Saputra pada 23 April 2018, 12:59 WIB

Bandung.merdeka.com - Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Arief Prasetya mengatakan bahwa basement air di Pagarsih dan Pasteur berfungsi dengan baik. Menurut Arief banjir yang kembali melanda wilayah Pagasih dan Pasteur disebabkan tingginya debit air sehingga melimpas ke jalan.

"Basement air Djunjunan (Pasteur) dan Pagarsih berfungsi dengan baik. (Banjir) terjadi karena debit air sangat tinggi, sehingga beban Sungai Citepus meluap," ujar Arief kepada Merdeka Bandung lewat pesan singkat, Senin (23/4).

Diketahui, Pemkot Bandung telah membangun basement air di bawah Jalan Pagarsih sepanjang 220 meter untuk mengantisipasi banjir yang terjadi di wilayah tersebut. Sungai Citepus semula hanya memiliki lebar sekitar 3 meter, setelah dikeruk saat ini lebarnya menjadi 5 meter dengan tinggi 3,8 meter. Proyek yang menelan anggaran Rp 11 miliar ini telah diresmikan pada awal tahun 2018 oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Sementara di Pasteur, proyek pelebaran saluran air juga dilakukan dengan melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Proyek yang rampung pada akhir 2017 lalu ini menelan anggaran sekitar Rp 11 miliar.

Menurut Arief, banjir yang terjadi di Kota Bandung, lebih disebabkan karena intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah Bandung dan Bandung Utara.

Mengantisipasi hal serupa, Arief mengaku akan membangun kolam retensi di wilayah Sirnaraga pada tahun ini. Dengan adanya kolam retensi ini, dapat menjadi parkir air dari Sungai Citepus.

"Tahun anggaran 2018 kami akan membuat kolam retensi di Sirnaraga. Diharapkan limpasan air dari Sungai Citepus bisa di tahan dulu pada kolam rentensi tersebut. Sehingga tidak membebani Sungai Citepus," kata dia.

Lebih lanjut Arief mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang persiapan lelang. Setelah pemenang lelang keluar, pihaknya akan mengebut pembangunan kolam retensi di Sirnaraga ini.

"Sekarang sedang persiapan lelang. Targetnya tahun 2018 selesai dan bisa beroperasi. Anggaran Rp 10 miliar," ungkapnya.

Adapun untuk penanganan jangka pendek, Arief menyebut bahwa pihaknya selalu menyiagakan tim unit reaksi cepat (URC) banjir dari UPTD Bohonegara dan Tegalega untuk ditempatkan di Pagarsih dan Pasteur. Selain itu pihaknya juga menyiapkan peralan mesin pompa dan peralatan lainnya.

Tag Terkait