RTVI jadi program literasi pemilih pemilu untuk Pilgub Jabar 2018

Oleh Endang Saputra pada 22 Maret 2018, 11:31 WIB

Bandung.merdeka.com - Menuju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018, Fakultas Komunikasi dan Bisnis selenggarakan program literasi politik Rock the Vote Indonesia (RTVI) untuk pemilih pemula.

Program literasi ini merupakan program kemitraan dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan lembaga riset politik Centre for Election and Political Party Universitas Indonesia (CEPP-UI). Kegiatan ini juga merupakan rangkaian sosialisasi Pilkada yang sedang digiatkan oleh KPUD Jabar.

Sekira 400 peserta, terdiri dari Mahasiswa dan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat memadati ruang seminar gedung Intata, Telkom University, pada Rabu (21/3/).

Komisioner KPUD Jabar bidang Partisipasi Masyarakatdan SDM, Nina Yuningsih mengatakan, ada kenaikan hingga 20 persen pemilih pemula dari total pemilih sementara 31.7 juta.

"Dengan komposisi pemilih pemula yang besar, menjadi tanggungjawab kami untuk mengupayakan mereka menggunakan hak pilihnya," ujar Nina dari siaran pera yang diterima Merdeka Bandung.

Nina Yuningsih optimis dengan menargetkan jumlah pemilih pada pilkada Jabar 2018 sebanyak 75 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan partisipasi pemilih pada Pilgub 2013 lalu sebanyak 63 persen, ataupun pada pemilihan legislatif 2014 sebesar 73 persen.

Untuk itu, program sosialisasi menjadi perhatian khusus KPUD Jabar tahun ini. Selain literasi politik, KPUD Jabar bersama Universitas Telkom juga selenggarakan kompetisi penciptaan aplikasi sosialisasi pilkada untuk pemilih tunarungu, hasil kompetisi tersebut akan digunakan sebagai alat sosialisasi Pilkada Jabar 2018.

"Usaha kami dalam memaksimalkan pengenalan PIlkada Jabar ke semua lapisan pemilih, tidak saja untuk pemilih biasa, tetapi juga luar biasa (tunarungu-red) melalui aplikasi mobile yang kami percayakan kepada Telkom University," jelasnya.

Sementara itu, Analis Komunikasi Politik Dedi Kurnia Syah menyampaikan, dalam paparannya, bahwa Jabar merupakan wilayah potensial mendulang suara, dengan komposisi pemilih terbesar secara nasional, tidak menutup kemungkinan banyak konflik kepentingan yang turut meramaikan kontestasi politiknya.

"Tren politik nasional hari ini berada pada titik puncak keterbukaan, propaganda diproduksi secara bebas di media sosial, penggiatnya lebih banyak kalangan pemilih muda, sehingga literasi menjadi penting untuk membekali pengetahuan politik," tutur Dedi.

Lebih lanjut, Doktor diplomasi politik ini meyakini, pemilih muda merupakan sasaran yang baik bagi KPUD dalam menyosialisasikan pentingnya Pilkada ataupun Pemilu, hal ini karena anak-anak muda dianggapnya masih memiliki idealisme yang teguh.

"Politik yang baik harus dimulai dari idealism, dan anak-anak muda memiliki lebih banyak dibandingkan pemilih lama, ini potensial untuk menanamkan politik bersih, jujur dan berintegritas," kata dia.

KPUD Jabar berharap, dengan program ini anak-anak muda lebih sadar politik, dan mengurangi angka Golput. Pada Pilgub Jawa Barat periode lalu, hanya ada 20.713.779 suara pemilih. Sementara sisanya sebanyak 11.786.221 memilih untuk Golput.

Angka tersebut bahkan lebih tinggi dari suara pemenang, yaitu Pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar yang mendapatkan 6.515.313 suara.

"Banyak faktor pengaruhi angka Golput, dan literasi politik merupakan salah satu cara menekan angka itu," ungkap Direktur the Centre for Media, gender and Democracy (CMGD).

Program Rock the Vote Indonesia ini juga menghadirkan sebagai pembicara, Ketua KPUD Dr Yayat Hidayat dan direktur CEPP Reni Suwarso, Ph.D.