Yossi - Aries ingin kolaborasi dengan CSR swasta untuk tata permukiman kumuh
Bandung.merdeka.com - Calon Wakil Wali Kota Aries Supriatna mengaku lebih sering blusukan ke kawasan pinggiran Kota Bandung dalam kampanyenya. Lewat blusukan tersebut, Aries melihat sendiri adanya ketimpangan antara kawasan pinggiran dengan pusat kota.
Aries mengatakan penataan kawasan  permukiman kumuh harus menjadi perhatian khusus. Hal ini untuk mendongkrak kesejahteraan warga Kota Bandung secara menyeluruh.
"Jadi kan hasil dari blusukan Saya ternyata di pelosok Bandung kawasan kumuhnya seperti saluran air yang mampet, kumuh ini ternyata sangat banyak. Ini kan perlu ada solusi yang segera," kata Aries di kegiatan kampanyenya di Babakan Ciparay, Jalan Pasirkoja, Kota Bandung, Rabu (28/2).
Ia pun menggagas kerjasama dengan pihak swasta untuk menata kawasan kumuh. Kolaborasi dengan program CSR dinilai akan menjadi alternatif di samping telah dianggarkan dalam APBD.
"Kalau memgandalkan APBD kan APBD terbatas. Nah padahal di sisi lain kan ada CSR. Ini membuktikan sendiri bagaimana CSR juga bisa dimanfaatkan ke persoalan permukiman salah satunya permukiman padat penduduk," kata dia.
Menurutnya, CSR bisa disalurkan untuk pembuatan rumah deret, rumah layak huni, perbaikan drainase dan lain-lain. Sehingga kawasan padat penduduk yang kumuh bisa ditata lebih indah dan bersih.
Aries menyebut, jika Pemkot Bandung selama ini belum serius mengurusi persoalan penataan kawasan kumuh. Pemkot Bandung dinilai lebih banyak mengurusi hal-hal yang bersifat 'kosmetik' sehingga terkesan mengesampingkan masalah substansial seperti kemiskinan, pengangguran, banjir, penataan kawasan kumuh dan persoalan mendesak lainnya.
"Di satu sisi pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung ini sangat tinggi, tetapi di sisi lain angka kemiskinan dan pengangguran juga terus meningkat. Itu data-data yang berbicara, tidak bisa disangkal lagi," ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi tinggi di Kota Bandung selama ini hanya dinikmati oleh segelintir orang dan kelompok. Bahkan, sebut Aries, warga Kota Bandung sendiri, mayoritas hanya menjadi penonton di tengah berkembang pesatnya Kota Bandung. Akibatnya, ujar dia, ketimpangan ekonomi dan sosial di Bandung sangat mencolok.
"Di tengah megahnya pembangunan di Kota Bandung oleh hotel dan apartemen ternyata warga Bandung hanya jadi penonton. Yang kerja bukan warga Bandung. Kalau kami terpilih, saya akan minta pengusaha untuk memperkerjakan warga Bandung," kata Aries.
Ia optimistis upaya tersebut akan efektif untuk menyerap banyak tenaga kerja sekaligus mengurangi angka pengangguran. Namun tentu para calon tenaga kerja harus terlebih dahulu diberikan pelatihan agar memiliki keahlian dan keterampilan.
Â