BMKG sebut wilayah Jawa Barat memang daerah rawan gempa bumi

Oleh Farah Fuadona pada 16 Desember 2017, 14:42 WIB

Bandung.merdeka.com - Gempa 6,9 skala richter mengguncang Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (15/12) malam. Gempa yang terjadi pada pukul 23.47 WIB ini berada di 11 km barat daya Kabupaten, Tasikmalaya dengan kedalaman gempa 107 km. Gempa yang berpusat di Tasikmalaya ini bahkan berpotensi tsunami. Namun peringatan dini tsunami, dinyatakan telah berakhir oleh BMKG pada pukul 02.51 WIB. Serentetan gempa susulan terjadi hingga Sabtu pagi. Tercatat ada 13 kali gempa susulan.

Tak berhenti disitu, gempa berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Garut, Jawa Barat pada Sabtu (16/12) pagi pukul 07.22 WIB. Pusat gempa berada di laut 129 km barat daya Garut tepatnya di titik 8.09 Lintang Selatan (LS) dan 106.76 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 Km.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, dari informasi yang dihimpun dari Bidang Informasi gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami, secara tektonik wilayah Jawa Barat memang merupakan kawasan seismik aktif dan cukup kompleks. Wilayah Jawa Barat memang rawan gempa bumi.

Menurutnya, wilayah ini sangat berpotensi diguncang gempa bumi kuat akibat aktivitas subduksi lempeng yang terdapat di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Barat, dan sesar aktif yang tersebar di daratan.

"Sehingga tidak heran jika di Jawa Barat beberapa kali terjadi gempa bumi kuat dan merusak," katanya kepada Merdeka Bandung lewat pesan singkat, Sabtu (16/12).

Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa bumi Tasikmalaya ini merupakan jenis gempa bumi menengah. Di zona ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 70 mm/tahun.

Hasil analisis mekanisme sumber keluaran BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan yang merupakan kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik (oblique sinistral). Dengan melihat lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, maka diperkirakan pembangkit gempa bumi ini adalah adanya deformasi batuan pada zona Benioff bagian atas dari lempeng samudra yang tersubduksi (subducted plate).

Catatan sejarah gempa bumi menunjukkan bahwa di zona gempa selatan Jawa Barat sudah beberapa kali terjadi gempa bumi kuat, merusak dan memicu tsunami. Gempa bumi Banten dengan magnitudo 8,1 SR pada 27 Februari 1903 diperkirakan menimbulkan kerusakan di wilayah Banten dan Jawa Barat. Kemudian gempa bumi kuat di Pangandaran dengan kekuatan 7,8 SRpada 17 Juli 2006 memicu terjadinya tsunami serta gempa bumi Tasikmalaya pada 2 September 2009 dengan kekuatan 7,0 SR yang menimbulkan kerusakan banyak bangunan rumah dan korban jiwa.

"Satu hal yang menarik bahwa pusat gempa bumi yang terjadi tadi malam lokasinya berjarak sekitar 50 km arah utara dari pusat gempa merusak tahun 2009," ungkapnya.

Tag Terkait