Emil: Pendidikan sekarang berbeda, tantangannya lebih besar
Bandung.merdeka.com - Bicara soal pendidikan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjabarkan bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab tenaga pengajar seperti guru atau dosen, serta para orangtua. Namun, pendidikan merupakan sebuah gerakan di mana semua harus ikut berpartisipasi.
"Pendidikan harus menjadi gerakan di mana semua aspek dan semua pihak harus bekerjasama untuk memajukan pendidikan Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Emil saat ditemui dalam acara "Pesta Pendidikan 2017" di Taman Sejarah, Sabtu (25/2).
Siapa saja yang peduli akan dunia pendidikan, harus terjun untuk ikut berpartisipasi memajukan pendidikan Indonesia. Tujuannya tentu saja agar pendidikan Indonesia semakin baik dan mampu bersaing di kancah global.
Seperti dalam kegiatan "Pesta Pendidikan 2017", kata Emil, ada lebih dari 250 komunitas yang masing-masing memberikan dukungan dan kontribusinya dalam aspek berbeda. Ada yang dari aspek pendidikan formal, maupun non formal.
"Pendidikan sekarang dengan kita zaman dulu berbeda sekali, tantangannya lebih besar. Kehadiran gadget serta media sosial yang semakin canggih menjadi tantangan terbesar saat ini khususnya di dunia pendidikan," jelasnya.
Emil menjabarkan, anak-anak harus lebih pintar, lebih hebat, dan lebih sejahtera dari orangtuanya itu menjadi barometer kesuksesan pendidikan. Banyak orang hebat datang dari Indonesia, dan tahun-tahun ke depan harus lebih banyak lagi bermunculan orang hebat yang mampu bersaing secara global.
Sementara Peneliti Pusat Studi Pendidikan Kebijakan (PSPK), Iwan Syahril mengatakan, pendidikan memegang peranan penting bagi politik bangsa karena mampu menjadi ajang pembentukan sikap dan keterampilan politik generasi muda.
"Sejak dari pendidikan dini hingga pendidikan lanjut, siswa perlu dilatih untuk dapat berpikir secara kritis dan untuk bersemangat dalam berpartisipasi aktif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Iwan.
Semua mata pelajaran dan semua proses dalam bersekolah menyumbang peranan penting dalam pembentukan sikap dan keterampilan politik generasi muda. "Satu hal penting saat ini yaitu bagaimana menyikapi kemajemukan dan bentuk-bentuk diskriminasi dan operasi terhadap kelompok-kelompok minoritas dan marginal, baik secara politik, ekonomi, sosial, maupun budaya," jelasnya.
Pemuda harus berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Salah satunya adalah keikutsertaan dalam pemilihan kepala daerah yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih pemimpin politik secara langsung.
Pemuda sebagai pemilih pemula harus menjadi pemilih cerdas karena pemida mempunyai peranan sangat penting dalam mengawal proses demokrasi di Indonesia.