Kenali faktor risiko jantung koroner
Bandung.merdeka.com - Penyakit jantung koroner masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Penyakit ini menyasar orang tua dan muda. Pola hidup yang buruk membuat ancaman penyakit jantung koroner makin meningkat.
Spesialis jantung Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Toni Mustahsani Aprami, menjelaskan penyakit jantung koroner adalah terjadinya sumbatan pada pembuluh darah koroner.
Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang memasok darah ke jantung sehingga jantung bisa berkontraksi atau berdenyut. Jika pembuluh ini tersumbat, maka denyut jantung akan berhenti.
"Sumbatan itu bisa terjadi karena faktor risiko penyakit jantung koroner tak dikelola dengan baik," terang Toni, kepada Merdeka Bandung.
Ia menjelaskan, untuk menghindari penyakit jantung koroner harus mengetahui faktor risikonya. Antara lain, kencing manis atau diabetes, darah tinggi atau hipertensi, dislipidemia atau kadar lemak adalam darah tinggi, kegemukan atau obesitas.
Selain itu, faktor risiko penyakit jantung koroner juga bisa berupa gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik atau olahraga.
"Semakin banyak individu memiliki faktor risiko makin tinggilah kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner," ujarnya.
Kabar baiknya, kata dia, semua jenis faktor risiko bisa diperbaiki dan diobati. Pengobatan faktor risiko tersebut harus dibarengi dengan menerapkan pola hidup dan pola makan sehat.
Sebab, kata dia, tanpa pola hidup pengobatan penyakit jantung koroner akan sia-sia. "Jadi pola hidup sehatnya harus jalan, misalnya melakukan olahraga teratur, makan makanan tidak mengandung lemak. Jika suka mengkonsumsi sate, konsumsinya jangan berlebihan," tuturnya.