Antar pengendara motor tak boleh ngobrol saat jalan, ini alasannya
Bandung.merdeka.com - Anda sering menemukan dua orang atau lebih pengendara sepeda motor yang ngobrol di jalan raya. Mereka tetap mengobrol mesti kendaraan yang mereka tunggangi sama-sama melaju. Bahkan terlihat tampak tak peduli meski menghalangi kendaraan lain di belakangnya.
Menurut psikiater Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dr. Teddy Hidayat, obrolan antar pengendara motor yang melaju di jalan raya merupakan cermin dari kepribadian yang seenaknya, ingin menang sendiri, tidak peduli atau peka dengan situasi di sekelilingnya.
âSebenarnya mengendarai kendaraan di jalan raya adalah cermin dari kepribadian,â ungkap Teddy, kepada Merdeka Bandung, Senin (11/1).
Ia mengaku sering melihat pengendara motor yang ngobrol dengan pengendara motor lainnya. Banyak juga pengendara motor yang melawan arus, lampu merah ditabrak, tidak pakai helm, belok seenaknya tanpa lampu sign.
Ia melihat semua jenis pelanggaran itu sebagai pelanggaran disiplin. Menurutnya, sebagian masyarakat kesulitan atau tidak mampu memenuhi aturan, disiplin, norma.
Lebih jauh, kata dia, pelanggaran berlalu lintas bisa menjadi cerminan suatu bangsa. Menurutnya untuk menilai karakter orang Bandung atau orang Indonesia, bisa dilihat dari cara mereka berlalu lintas.
âItu karakter kepribadian tentu tidak semua orang demikian, tapi kita bisa melihat di jalan raya ada orang-orang seperti itu. Bahwa ada orang yang tidak disiplin, orang yang egois, mementingkan diri sendiri, orang tidak sabaran, kalau ada apa-apa ingin serba cepat,â paparnya.
Sebaliknya, Kepala Program Studi Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Unpad ini mengatakan, jika cara berlalu lintas seseorang rapi, tertib, mentaati aturan, maka bisa disimpulkan bahwa karakter orang tersebut positif.