Melodi Damarabika kekuatan Ananda hadapi penyakit Lupus

Oleh Farah Fuadona pada 28 Desember 2016, 13:32 WIB

Bandung.merdeka.com - Lupus, satu kata singkat yang belum tentu dipahami artinya oleh sebagian besar masyarakat. Mungkin yang terlintas pertama kali di pikiran adalah film tahun 80-an di mana Lupus adalah seorang anak SMA dengan semua cerita masa remajanya.

Namun, lupus yang akan dibahas kali ini adalah salah satu bentuk penyakit autoimun. Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi, malah menyerang sel-sel jaringan di dalam tubuh seseorang dan terjadi terus-menerus sehingga akan menimbulkan peradangan kronis.
 
Akhir 2014, Ananda Ramartha divonis menyandang lupus dan Maret 2015 merupakan periode tersulitnya. Setelah melalui berbagai macam jenis pengobatan, akhirnya Ananda pun dapat melalui masa-masa sulitnya. Serta mendirikan Pru Maharam, sebuah perusahaan penerbitan dan kemudian menerbitkan Melodi Damarabika.
 
Melodi Damarabika menceritakan tentang seorang musisi jenius nan tampan, Tyo Damar, dengan karir cemerlang di Asia, yang memutuskan untuk bersembunyi dan mengasingkan diri dari dunia yang telah membesarkan namanya. Di masa persembunyiannya, Tyo bertemu kembali dengan Rara Hanum, sahabat SMA-nya yang telah terpisah selama 12 tahun.

Dengan latar belakang kota pelajar Yogyakarta, Tyo dan Rara pun kembali merajut kisah mereka yang belum usai di SMA dulu. Persembunyian Tyo tampaknya tidak akan membawanya ke dunia yang lebih sunyi seperti harapan pada awalnya, melainkan membuka dunia baru untuknya.
 
"Ide cerita Melodi Damarabika berawal dari kecintaan saya pada komedi romantis dan masa-masa indah dengan almarhum suami tercinta di tahun 2008. Novel ini membutuhkan waktu penulisan hanya dalam waktu tiga bulan di tahun 2008 ini kemudian mengalami sedikit revisi dan diluncurkan," ujar Ananda dari rilis yang diterima Merdeka Bandung, Rabu (28/12).

Bekerja sama dengan organisasi dan komunitas support group lupus, juga Life Transformation Center Bandung. Pru Maharam mengeluarkan program Lupie Mandiri, yakni memberikan bantuan modal usaha kepada penyandang lupus tidak mampu yang tidak memungkinkan untuk tetap bekerja.

Uang yang terkumpul dari setiap 500 novel Melodi Damarabika yang terjual akan dialokasikan kepada penyandang lupus. Nantinya akan diseleksi berdasarkan berbagai pertimbangan. Bantuan yang diberikan memang bukan dalam bentuk obat-obatan, karena hanya bersifat sementara. Penyandang lupus membutuhkan obat steroid sepanjang hidupnya.

"Oleh karena itu, bantuan modal usaha diharapkan lebih bermanfaat agar para penyandang lupus dapat meraih kemandirian finansial. Sehingga nantinya akan mampu membeli kebutuhan obat-obatannya sendiri," ujarnya.

Tag Terkait