Berwisata di kampung batik Cigadung Bandung
Bandung.merdeka.com - Tradisi membatik kini makin populer di masyarakat, tidak hanya di desa tetapi juga di perkotaan. Di Bandung malah ada Kampung Batik, tepatnya di Jalan Cigadung Raya Timur. Kampung ini menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanegara.
Di Jalan Cigadung Raya Timur setidaknya ada dua destinasi wisata batik ternama, yakni Batik Komar dan Batik Hasan. Ada juga Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ikhwan Tematik yang santri dan gurunya memiliki kegiatan membatik.
Jalan menuju Kampung Batik, Jalan Raya Cigadung Timur, cukup mudah. Jika dari tol Pasteur, tinggal lurus ke arat barat naik Fly Over Pasupati. Setelah Pasar Suci ada Jalan Pahlawan. Posisi Jalan Raya Cigadung Timur ada di atas Jalan Pahlawan.
Akses menuju Kampung Batik juga bisa melalui Jalan Ir H Djuanda atau Dago via Jalan Tubagus Ismail.
Batik Komar menjadi salah satu pusat batik di Bandung yang menyediakan paket wisata. Batik Komar berada di Jalan Raya Cigadung Timur 1 Nomor 5 Kota Bandung. Batik Komar didirikan pasangan suami istri H Komarudin Kudiya–Nuryanti Widya.
Pasangan pengusaha batik asal Cirebon ini membuka showroom batik di Bandung sejak 1998. Public Relations Batik Komar, Raesita Rakhmawati, mengatakan sejak 2006 pihaknya membuka program Edu-Wisata bagi masyarakat luas. Paket wisata ini dibuka mulai Senin sampai Sabtu.
“Lewat program ini masyarakat bisa menyaksikan langsung proses membatik maupun mencoba membuat batik,” jelas Raesita, kepada Merdeka Bandung, Sabtu (6/2).
Program tersebut tujuannya untuk melakukan edukasi ke masyarakat tentang membatik. Proses membatik adalah warisan budaya Indonesia yang sudah diakui Unesco-PBB. Selama ini, ada kesalahpahaman masyarakat terhadap penetapan tersebut.
“Yang ditetapkan sebagai warisan dunia itu bukan batiknya, tapi proses membatiknya,” jelasnya.
Selain itu, sering kali tertukar antara batik dan tekstil bercorak batik. Batik adalah kain hasil kerajinan tangan yang menghasilkan motif dengan makna tertentu. Motif tersebut hasil pewarnaan menggunakan malam (lilin batik), alat pelekat lilin, dan canting tulis atau canting cap.
“Setelah mengikuti paket wisata kita, masyarakat diharapkan tahu bahwa membuat batik itu tidak mudah, memerlukan proses yang tidak sederhana. Makanya harga batik lebih mahal dari kain biasa,” ujarnya.
Lewat Edu-Wisata tersebut, diharapkan masyarkat tahu proses membatik dan makin menghargai batik.