Melihat hamparan lukisan alam di Danau Cileunca

user
Muhammad Hasits 15 Desember 2016, 14:56 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Selain terkenal sebagai daerah penghasil susu sapi, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung ternyata memiliki wisata air indah bernama Danau Cileunca. Danau buatan zaman kolonialisme Belanda ini menawarkan pemandangan yang tak kalah cantik dari wisata kebun teh dan pemandian air panas Cibolang.

Danau yang dibuat tahun 1917 ini memiliki luas 1.400 hektare, mencakup tiga desa hasil pemekaran wilayah setempat. Di sisi kanan dan kiri danau, pohon-pohon tinggi menjulang menghimpit perkampungan, lengkap dengan pemandangan perkebunan teh, stroberi dan kopi yang memanjakan mata.

"Dulu tempat ini pernah dibuat syuting film Benyamin pak. Sekarang pun banyak stasiun televisi datang ke sini untuk kegiatan syuting acara. Kalau weekend ramai, karena ada juga wisata perahu yang disewakan," kata warga setempat yang akrab disapa Pak Tris kepada merdeka.com, Kamis (15/12).

Tidak salah memang Danau Cielunca masuk dalam daftar kunjung Jelajah Merdeka 1000 Danau, yang digagas merdeka.com bersama Potrait of Indonesia (PoI).

Untuk menuju bisa ditempuh dari Baros Cimahi, jarak tempuh sekitar 49 kilometer dengan estimasi waktu perjalanan kurang lebih 2 jam. Rutenya, dari pintu keluar Tol Baros, mengarah ke Leuwigajah, kemudian ke Marga Asih, Sorengan, dilanjut Banjaran kemudian masuk Kecamatan Pengalengan.

Saat masuk Pengalengan, tim jelajah disambut jalan menanjak dan berkelok persis seperti merayap di atas tubuh ular. Jam digital di dasboard mobil Mitsubishi Outlander Sport yang kami naiki menunjukkan pukul 00.23 WIB.

Meski melewati jalur yang tak biasa, namun itu bukan menjadi rintangan. Perjalanan begitu terasa nyaman.

Memang untuk jalanan menanjak seperti ini sudah menjadi makanan bagi Mitsubishi Outlander. Jadi kami tak perlu khawatir lagi.

Tiba di danau sekitar pukul 1.00 WIB, udara di luar pun mengalahkan AC mobil yang membuat saya menggigil meski memakai jaket. Kepala tim jelajah yang juga pendiri PoI Agus Wicaksono akhirnya meminta tim untuk istirahat. "Tidur biar besok pagi-pagi bisa hunting foto," tuturnya.

Benar saja, begitu pagi menyambut, hamparan lukisan alam memanjakan mata. Suatu moment langka yang tak setiap hari ditemukan warga perkotaan yang selalu sibuk dengan hiruk pikuk pekerjaan.

Perpaduan kabut dan cahaya mentari yang memantul di permukaan danau secepat kilat direspons tim jelajah. Travel photographer Andhika Bayu Nugraha, photografer merdeka.com Nuryandi Abdurohman dan travel blogger Ashari Yudha Pratama Putra segera turun ke bibir danau sambil menenteng kamera andalan masing-masing, menyusul kemudian Agus. Sementara Tim PoI Wahyudin Syah segera merakit drone. Tanpa dikomando, mereka kemudian beraksi.

Kredit

Bagikan