Taman kolong Jembatan Pasupati, berjuang disempitnya pertumbuhan kota

Taman kolong Jembatan Pasupati
Bandung.merdeka.com - Seorang anak bermain layang-layang di lapangan Taman Escade. Taman ini berada di kolong jembatan layang Pasupati. Anak itu cukup lihai menerbangkan layang-layang meski terhalang jalan layang, sejumlah pohon dan atap-atap rumah warga.
Setiap harinya, banyak anak yang nyaman bermain di Taman Escade. Warga sekitar menyebutnya Taman Komunitas, karena di taman tersebut ada komunitas Sungai Cikapundung Kuya Gaya. Para pegiat komunitas tersebut rajin memelihara taman.
Posisi taman memang cukup kontras, berdiri di tengah pemukiman padat penduduk Kampung Pulosari, Bandung. Taman seluas lapangan futsal itu berada di atas Sungai Cikapundung, anak Sungai Citarum. Belasan tanaman dan pohon menghijaukan area taman, berdiri berhimpitan dengan tiang-tiang beton jembatan.
Sejak musim hujan mulai jarang, tanaman di taman perlu tiap hari disiram. Tanaman tersebut ditanam di atas tanah timbunan yang di bawahnya beton penyangga jembatan. Tanah taman yang hitam hanya melapisi bagian atasnya saja. Sehingga air cepat sekali meresap.
Kendati demikian, tanaman di atasnya tumbuh cukup subur, beberapa pohon walisongo dan pohon karet tumbuh tinggi, membuat nyaman untuk bercengkrama.
Walau hanya seluas lapangan futsal Taman kolong Jembatan Pasupati sangat dimanfaatkan warga
© 2016 merdeka.com/Iman Herdiana
Ketua Komunitas Cikapundung, Handoyo, menuturkan sebelum ada jalan layang Pasupati kawasan tersebut adalah pemukiman padat penduduk. Pembangunan jalan layang menggusur rumah-rumah sekitar. Pembangunan jalan layang selesai 2004. Begitu selesai jalan layang, kampung di kolong jembatan yang menghubungkan Tol Pasteur dengan pusat Kota Bandung itu sempat kumuh, hanya berupa timbunan-timbunan tanah dan batu. Lalu pada 2008 dibangunlah taman yang kemudian dirawat komunitas dan warga sekitar.
“Kita merasa terpanggil karena hanya inilah tempat bermain anak,” kata Handoyo, kepada Merdeka Bandung, Kamis (30/6).
Menurutnya, saat ini lahan terbuka hijau atau tempat bermain anak di tengah kota sangat sulit. Warga Pulosari beryukur masih punya taman terbuka, meski berada di bawah kolong jembatan.
Menurut Handoyo, banyak sekali anak-anak yang bermain di taman, terutama anak usia SMP dan SD. Rencananya Komunitas Cikapundung akan mendirikan rumah baca di salah satu ruang yang ada di taman. Sehingga anak-anak tidak hanya punya tempat bermain tetapi juga mulai terbiasa membaca.“Sebagian buku sudah siap. Tapi kalau ada yang mau nyumbang kami terbuka, terutama buku-buku anak,” kata Handoyo.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak