Letusan senjata warnai Bandung Lautan Onthel


Komunitas onthel
Bandung.merdeka.com - Letusan senjata dan petasan mewarnai acara tiga tahunan Bandung Lautan Onthel yang digelar Paguyuban Sapedah Baheula Bandung (PSBB) di Gudang Persediaan PT KAI, Jalan Sukabumi 20 Bandung, Sabtu (7/5).
Sejumlah orang berpakaian pejuang 45 terlibat baku tembak dengan sekelompok orang berkostum tentara Inggris dan Belanda. Total hampir 20 orang yang memerankan adegan perang-perangan.
Adegan tersebut dimainkan komunitas sejarah Historia van Bandoeng (HvB). Mereka memerankan salah satu fase sejarah Bandung Lautan Api 1946. Ceritanya, pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris mendarat di Bandung.
Tujuan mereka untuk membebaskan warga Eropa yang ditahan Jepang. Untuk memuluskan misi itu, Inggris membagi dua Bandung menjadi selatan dan utara. Selatan khusus ditempati kaum republiken atau tentara dan warga pribumi, bagian utara ditempati warga Eropa.
Namun kedatangan Sekutu tidak sendirian. Mereka membonceng tentara kerajaan Belanda atau NICA. Mendapat kenyataan tersebut, para pejuang tidak tinggal diam, mereka melakukan perlawanan sengit.
Konteks perang tersebut dihadirkan kembali komunitas HvB. Perang-perangan dilakukan di jalan depan panggung Bandung Lautan Onthel. Di jalan tersebut dipasang karung-karung pasir dan pagar kawat berduri.
Pasukan republiken yang bersenjatakan seadanya, mati-matian melawan tentara gabungan Inggris dan Belanda yang bersenjata lengkap dan modern. Sementara musik dan bunyi rentetan senjata menjadi background perang-perangan.
Tidak hanya itu, para pejuang juga menyulut petasan, kembang api dan bom asap. Sehingga acara perang-peranggan tersebut tampak seru dan penuh kejutan. Tidak sedikit peserta Bandung Lautan Onthel yang datang dari berbagai tempat di Indonesia yang menutup telinga saat para pelaku perang-perangan menyulut petasan.
Primas Onie, anggota HvB yang menjadi pejuang wanita republiken dalam perang-perangan tersebut menyebutkan, baik kostum maupun senjata yang dipakai dalam perang-perangan didesain menyerupai aslinya.
"Kita biasa menyiapkan senapan tiruan untuk acara-acara seperti ini. Kita juga punya senjata aslinya di komunitas," kata Primas.
HvB termasuk sering menggelar acara perang-perangan. Mereka juga memainkan adegan serupa dalam pembukaan peringatan Konferensi Asia Afrika pertengahan April lalu.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak