Ini tempat-tempat wisata sejarah yang ada di Lembang

user
Farah Fuadona 06 Mei 2016, 11:59 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Keindahan alam dan keragaman kuliner menjadi daya tarik wisatawan mengunjungi Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Namun di luar semua itu, Lembang masih menyimpan daya tarik lainnya yaitu wisata literasi atau sejarah.
 
Beberapa tempat bersejarah berhasil dikunjungi Lembang Heritage, sebuah komunitas yang khusus menggali sejarah Lembang. Ketua Lembang Heritage Indra KH menuturkan, sejak berdiri 15 Juni 2014, Lembang Heritage sudah menjelajah lebih dari 15 lokasi bersejarah di Lembang.
 
Bagi Anda yang penasaran dengan lokasi bersejarah tersebut, sejumlah tempat jelajah yang pernah dilakukan Lembang Heritage berikut ini bisa menjadi petunjuk:
 
Jelajah 1: Pendopo Lembang, Alun-alun Lembang, menelusuri peninggalan Lembangsche Melkerij Ursone (peternakan Ursone)
 
Jelajah 2: ex Rumah Sakit Malaria di Jayagiri, Taman Junghuhn, perusahaaan selai strawberry Monteiro
 
Jelajah 3: Balitsa, ex Hotel Tangkoebang Prahoe
 
Jelajah 4: Villa Isola, Waterleiding Cibadak, Pasir Pahlawan Otto Iskandar Dinata
 
Jelajah 5: Jelajah Makam Kuno Lembang
 
Jelajah 6: Jelajah hotel, sekolah/kweekschool di Lembang tempo dulu, Gereja Karmel, Kinderdorf dan Propelat
 
Jelajah 7: Jelajah onderneming dan peternakan di sekitar Jayagiri

Jelajah rumah Ursone
© 2016 merdeka.com/Komunitas Lembang Heritage



 
 
Kunjungan lainnya dilakukan ke Observatorium Bosscha, tempat peneropongan bintang terbesar di Indonesia.
 
Indra mengungkapkan, secara rutin Lembang Heritage mengadakan acara Jelajah Lembang yang pesertanya dibuka untuk umum. “Kegiatan jelajah bertujuan untuk menjalin persaudaraan di antara anggota komunitas dan masyarakat dan mengenalkan sejarah tentang Lembang dengan cara yang menyenangkan,” katanya.    
 
Pembentukan Lembang Heritage sendiri didorong minimnya informasi tentang sejarah Lembang. Setelah melakukan jelajah, antar anggota komunitas dan masyarakat kemudian bertukar berita dan informasi tentang Lembang tempo dulu.
 
“Oleh karena itu Lembang Heritage menyebut dirinya sebagai komunitas pewarta kisah Lembang tempo doeloe,” kata Indra.
 
Selain itu, komunitas yang sebelumnya bernama Balad Junghuhn ini juga mengadakan kegiatan bersama komunitas pecinta sejarah lainnya, antara lain Tjimahi Heritages yang bergabung dalam wadah bernama Gamboeng Vooruit & Co.
 
Sejumlah acara bersama yang digelar antara lain bedah buku Sang Juragan Teh karya Hella S. Haase bertempat di PPTK Gambung, bedah buku Multatuli karya Max Havelaar di rumah tua kebon kopi Tjibereum Cimahi, Pakansi ka Gedong Sate, dan bedah buku Roman Rasia Bandoeng.
 
Penasaran dengan Lembang Heritage? Informasi lengkapnya bisa dilihat diikuti Twitter @LembangHeritage.

Kredit

Bagikan