Pushing Panda, olahraga ekstrem loncat di atas seutas tali


Bandung.merdeka.com - Anda termasuk pecinta olahraga ekstrem? Cobalah Pushing Panda. Ini merupakan olahraga ekstrem dengan melompat-lompat di atas seutas tali. Biasanya olahraga ini dilakukan di alam bebas tanpa adanya alat pengaman.
Layaknya olahraga ekstrem dengan menggunakan tali lainnya seperti Trickline, Longline, Rodeline, dan Hightline, Pushing Panda ini memiliki banyak penggemar. Khususnya mereka yang memang sudah mencintai olahraga ekstrem sejak lama.
Olahraga ini sudah ada sejak tahun 2011 dengan dikenalkan oleh komunitas Pushing Panda yang pada tahun itu juga terbentuk. Meski baru lima tahun berjalan, penggemar olahraga yang satu ini terbilang banyak.
Salah seorang pendiri Komunitas Pushing Panda, Dadeng menjelaskan, anggota komunitas yang berdomisili di Bandung ini memiliki latar belakang para pemanjat tebing yang berupaya mengenalkan olahraga tali kepada masyarakat.
"Olahraga ini sudah banyak dikembangkan di luar negeri untuk proses terapi anak-anak yang memiliki masalah keaktifan atau hiperaktif dalam kesehariannya," ujar Dadeng kepada Merdeka Bandung, Sabtu (23/4).
Dadeng memaparkan, ia bersama rekan-rekan lain mendirikan Pushing Panda itu awalnya tidak sengaja karena ingin memperkenalkan sekaligus mengajak orang yang bukan dari pemanjat tebing bisa ikut melakukan aktivitas seperti ini.
"Kegiatan kayak gini juga bisa menjadi terapi untuk kegiatan anak-anak. Saat ini Komunitas Pushing Panda memiliki 15 anggota tetap yang konsisten mendalami trik permainan tali," jelasnya.
Walau banyak peminatnya anggota aktif yang konsisten memang hanya sedikit. Kata dia, hal tersebut terjadi karena para anggota yang berasal dari kalangan mahasiswa masih sibuk dengan urusan perkuliahan.
"Sejak 2011 yang sering ikut kalau ada kegiatan atau latihan rutin ya banyak, tapi yang konsisten cuma 15, yang lainnya terbentur sama tugas kuliah tugas kantor dan lainnyalah jadi datangnya jarang-jarang" paparnya.
Kegiatan ekstrem yang pernah dilakukan oleh komunitas Pushing Panda ini di antaranya pemecahan rekor kegiatan Highline yang dilakukan di tebing Parang dengan ketinggian 909 meter dibawah permukaan laut.
Hal itu juga masuk rekor sebagai highline tertinggi di Indonesia, sebelumnya komunitas ini juga pernah melakukan highline di antara gedung apartemen di Jakarta dengan ketinghian 60 meter danpanjang 30 meter.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak