Guru madrasah di Jawa Barat resmi membentuk organisasi independen

Firman Ansyori
Bandung.merdeka.com - Guru madrasah se-Jawa Barat resmi membentuk Forum Guru Honorer Madrasah (FGHM) Jawa Barat. Langkah pertama forum ini adalah menuntut kejelasan pencairan tunjangan profesi guru (TPG) dan kejelasan pendataan guru inpassing yang terkatung-katung.
FGHM dideklarasikan di Bandung, Minggu (7/2). Forum ini diketuai Ayi Supriadi, guru honorer dari Garut, dengan wakil Firman Ansyori guru honorer Kota Bandung, Sekertaris Iis Sri Mulyani dari Bandung, bendahara Budiana dari Kabupaten Tasikmalaya.
Wakil Ketua FGHM Firman Ansyori mengatakan, deklarasi dihadiri Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer (FKGH) Yayan Herdian dan guru senior Garut, Beben Ridwan. Keduanya kemudian menjadi dewan pembina FGHM.
"Deklarasi jadi digelar, diawali pertemuan dengan guru senior dan mereka menyarankan membentuk suatu wadah di kalangan guru madrasah. Jadi tanggal 7 kemarin kami membentuk forum khusus wadahi guru madrasah yang independen. Pertemuan diikuti perwakilan guru dari kabupaten/kota se-Jabar, menghasilkan nama FGHM," tutur Firman, di Bandung, Selasa (9/2).
Rencananya, pekan depan organisasi ini akan didaftarkan ke notaris sebagai organisasi resmi. Ia berharap, terbentuknya FGHM membuat guru-guru madrasah se-Jabar bersatu dalam mengatasi masalah, menjadi wadah yang mrnampung aspirasi guru madrasah.
"FGHM diharapkan menjadi kekuatan terutama untuk memperjuangkan sejahteraan guru madrasah dan menyelesaikan persoalan guru madrasah yang saat kini sama sekali tak ada yang menyuarakannya," ungkapnya.
Langkah pertama forum ini adalah menggali informasi kejelasan TPG dan inpassing (pemerataan gaji) ke Kementrian Agama maupun ke Kanwil Kemenag di daerah. Ia mengatakan, forum siap membantu Kemenag maupun Kanwil untuk memecahakan pendataan TPG dan inpassing yang semerawut.
"Titik berat FGHM adalah bisa menyelesaikan TPG dan inpassing yang masih semerawut. Kalau tidak ada gerakan, forum ini lebih baik bubarkan saja," katanya.
Dalam waktu dekat, FGHM akan mendatangi Kanwil Kemenag hingga Kemenag Pusat. Tujuannya terutama mencari informasi kenapa TPG dan inpassing tidak jelas.
"Informasi soal TPG dan inpassing selama ini tidak sampai ke guru-guru madrasah. Padahal para guru membutuhkannya," tandasnya.
Jika langkah tersebut buntu, FGHM akan turun ke jalan, termasuk berdemonstrasi di depan Kantor Kemenag pusat.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak