Makin mengkawatirkan, Profauna gelar edukasi stop perburuan primata

user
Farah Fuadona 23 Januari 2016, 11:13 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Perdagangan satwa liar dilindungi jenis primata makin menghkawatirkan. Bahkan Bandung termasuk daerah yang tingkat permintaan (demand) primatanya cukup tinggi.

Primata atau Primates merupakan mamalia bangsa kera di antaranya kukang, monyet, orang utan, lutung atau surili (bahasa Sunda) dan sejenisnya. Berdasarkan data Profauna Jawa Barat, kasus perdagangan primata pada 2014 sebanyak 74 kasus yang terekpose, pada 2015 menjadi 67 kasus.

Provinsi tertinggi tempat perdagangan primata adalah Jawa Timur sebanyak 16 kasus, Jawa Barat 7 kasus, dan Bali 5 kasus. Sedangkan perdagangan primata secara online Jabodetabek sebesar 40 persen, Jawa Barat 23 persen.

Perwakilan Profauna Jawa Barat Rinda Aunillah Sirait mengatakan, pemeliharaan primata menjadi trend baru masyarakat urban. Primata dinilai sebagai hewan eksotis yang bukan hanya menarik dilihat tetapi juga bisa dibelai seperti halnya hewan peliharaan kucing atau anjing.

“Di era internet ini perdagangan makin marak. Orang yang selfie dengan primata cenderung ingin mengoleksi primata tersebut,” kata Rinda, di Bandung, Jumat (22/1).

Menurut Rinda, semua jenis primata merupakan hewan yang dilindungi. Keberadaan primata saat ini terancam punah akibat konflik dengan manusia. Ia menyebutkan, di dunia ada 600 jenis primata, sebanyak 40 jenis ada di Indonesia.

Dari jumlah itu, 70 persen primata di Indonesia terancam punah karena alih fungsi lahan misalnya perkebunan sawit dan perburuan oleh manusia.

Maka memeringati hari primata 30 Januari mendatang, Profauna Jawa Barat akan menggelar kampanye atau edukasi Stop Perburuan Primata. Kampanye ini akan dipusatkan di Alun-alun Bandung mulai pukul 10.00 WIB.

Dalam kampanye itu, Profauna menggandeng band indie Bottlesmoker yang akan bermain perkusi. Selain itu, elemen masyarakat lainnya juga memeriahkan acara seperti seniman pantomim Wanggi Hoediyatno alias Wanggi Hoed cs yang akan menggelar aksi teatrikal. Lalu ada Komunitas Gerbong Bawah Tanah dan Komunitas Taboo Dagi Pojok Bandung.

“Tahun lalu pernyataan kita arahkan ke pemerintah. Tahun ini perburuan primata makin massif, kuncinya perlu edukasi. Banyaknya masyarakat yang foto selfie dengan primata mungkin karena kurangnya edukasi. Jadi kita menggelar road show yang puncaknya 30 Januari nanti,” kata Rinda, di Bandung, Jumat (22/1).

Sebelumnya, kata dia, Profauna sudah roadshow ke enam sekolah tingkat TK hingga SMA di Bandung. Kepada para pelajar disampaikan tentang dasar-dasar kenapa tidak boleh memburu atau mengoleksi primata. Bahwa primata merupakan hewan liar yang harus tetap hidup di alam liar.

“Kita juga road show ke organisasi profesi wartawan, di antaranya AJI Bandung dan IJTI Jawa Barat,” katanya.

Kredit

Bagikan