Makin mengkawatirkan, Profauna gelar edukasi stop perburuan primata

Sekolah monyet di Korea Selatan
Bandung.merdeka.com - Perdagangan satwa liar dilindungi jenis primata makin menghkawatirkan. Bahkan Bandung termasuk daerah yang tingkat permintaan (demand) primatanya cukup tinggi.
Primata atau Primates merupakan mamalia bangsa kera di antaranya kukang, monyet, orang utan, lutung atau surili (bahasa Sunda) dan sejenisnya. Berdasarkan data Profauna Jawa Barat, kasus perdagangan primata pada 2014 sebanyak 74 kasus yang terekpose, pada 2015 menjadi 67 kasus.
Provinsi tertinggi tempat perdagangan primata adalah Jawa Timur sebanyak 16 kasus, Jawa Barat 7 kasus, dan Bali 5 kasus. Sedangkan perdagangan primata secara online Jabodetabek sebesar 40 persen, Jawa Barat 23 persen.
Perwakilan Profauna Jawa Barat Rinda Aunillah Sirait mengatakan, pemeliharaan primata menjadi trend baru masyarakat urban. Primata dinilai sebagai hewan eksotis yang bukan hanya menarik dilihat tetapi juga bisa dibelai seperti halnya hewan peliharaan kucing atau anjing.
“Di era internet ini perdagangan makin marak. Orang yang selfie dengan primata cenderung ingin mengoleksi primata tersebut,” kata Rinda, di Bandung, Jumat (22/1).
Menurut Rinda, semua jenis primata merupakan hewan yang dilindungi. Keberadaan primata saat ini terancam punah akibat konflik dengan manusia. Ia menyebutkan, di dunia ada 600 jenis primata, sebanyak 40 jenis ada di Indonesia.
Dari jumlah itu, 70 persen primata di Indonesia terancam punah karena alih fungsi lahan misalnya perkebunan sawit dan perburuan oleh manusia.
Maka memeringati hari primata 30 Januari mendatang, Profauna Jawa Barat akan menggelar kampanye atau edukasi Stop Perburuan Primata. Kampanye ini akan dipusatkan di Alun-alun Bandung mulai pukul 10.00 WIB.
Dalam kampanye itu, Profauna menggandeng band indie Bottlesmoker yang akan bermain perkusi. Selain itu, elemen masyarakat lainnya juga memeriahkan acara seperti seniman pantomim Wanggi Hoediyatno alias Wanggi Hoed cs yang akan menggelar aksi teatrikal. Lalu ada Komunitas Gerbong Bawah Tanah dan Komunitas Taboo Dagi Pojok Bandung.
“Tahun lalu pernyataan kita arahkan ke pemerintah. Tahun ini perburuan primata makin massif, kuncinya perlu edukasi. Banyaknya masyarakat yang foto selfie dengan primata mungkin karena kurangnya edukasi. Jadi kita menggelar road show yang puncaknya 30 Januari nanti,” kata Rinda, di Bandung, Jumat (22/1).
Sebelumnya, kata dia, Profauna sudah roadshow ke enam sekolah tingkat TK hingga SMA di Bandung. Kepada para pelajar disampaikan tentang dasar-dasar kenapa tidak boleh memburu atau mengoleksi primata. Bahwa primata merupakan hewan liar yang harus tetap hidup di alam liar.
“Kita juga road show ke organisasi profesi wartawan, di antaranya AJI Bandung dan IJTI Jawa Barat,” katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak