Komunitas ini buat bambu memiliki nilai jual tinggi


Komunitas Bambu
Bandung.merdeka.com - Bambu masih dipandang sebagai barang yang kurang bernilai. Namun hal inilah justru yang membuat Adang Muhidin dan Abah Yudi Rahmat ingin mengubah persepsi tersebut. Melalui sebuah komunitas bernama Indonesian Bamboo Community (IBC), bambu disulap menjadi produk-produk yang lebih bernilai.
Komunitas ini berdiri pada 30 April 2011. Awalnya Adang yang memiliki basic teknik ilmu material bertemu dengan Abah Yudi Rahmat yang merupakan pengrajin bambu. Adang ingin mengembangkan produk bambu yang selama ini kurang bernilai.
"Kenapa orang-orang tidak berpikir kreatif untuk mengembangkan produk bambu. Tahun 2011 saya bertemu Abah Yudi Rahmat yang merupakan pengrajin bambu hingga akhirnya kita mendirikan Indonesian Bamboo Community," ujar Adang kepada merdeka.com, Sabtu (17/10)
Saat awal berdiri jumlah anggota komunitas masih sedikit. Namun seiring berjalannya waktu jumlah anggota mulai bertambah banyak. Saat ini anggota ada 300 orang dari seluruh wilayah Indonesia. Namun untuk Bandung ada sekitar 30 orang.
Ada beragam kegiatan yang dilakukan di komunitas ini. Komunitas ini sendiri memiliki divisi produk dan divisi musik. Untuk divisi produk anggota dapat belajar membuat beragam produk alat musik yang berasal dari bambu. Sebut saja Contra bass, cello, gitar, perkusi, kecapi,biola hingga saxophone yang terbuat dari bambu. Sementara untuk divisi musik, para anggota berlatih untuk memainkan alat musik dari bambu.
Alat musik yang dibuat oleh komunitas ini juga untuk dijual kepada masyarakat. Peminat yang datang rupanya tak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.
"Ada 12 negara yang menggunakan produk dari komunitas ini, seperti Meksiko, Belgia, Perancis, Yunani, Jepang, Amerika Serikat dan Inggris," kata Adang.
Tak hanya itu, dari alat musik bambu ini para anggota di komunitas berkesempatan untuk tampil di berbagai acara festival seperti Java Jazz Festival dan Blues Festival.
Berkat berbagai upaya yang dilakukan untuk mengembangkan bambu, IBC mendapat berbagai penghargaan. Salah satunya Anugerah Inovasi Jabar tahun 2014 untuk kategori bidang seni dan budaya dari Pemprov Jabar. Tak hanya itu komunitas ini juga pernah membuat angklung setinggi 14 meter yang kemudian masuk dalam catatan MURI.
Jika Anda penasaran dengan komunitas ini bisa datang langsung ke sekretariat di Jalan Malong Asih No 23 atau mengunjungi akun Twitter @ibc_30, Instagram @inabamboon dan fanpage Facebook ; Indonesia Bamboo Community. Selain memposting beragam kegiatan seperti pertunjukan musik, mereka juga memposting produk-produk buatannya.
"Jika ingin bergabung kami sangat terbuka. Yang penting Punya kemauan untuk belajar," kata Adang.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak