2017, Bandung akan punya pengolahan limbah canggih

user
Muhammad Hasits 04 Oktober 2016, 10:58 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Komitmen Kota Bandung untuk memiliki teknologi kelas dunia dalam hal pengelolaan limbah ramah lingkungan dilirik oleh berbagai investor. Tercatat sebanyak 37 investor telah mempresentasikan teknologi yang mereka miliki. Namun hanya 9 teknologi yang menggunakan sistem non-inserenator atau teknologi tanpa pembakaran.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan, Pemerintah Kota Bandung akan menyeleksi sesuai dengan kriteria dibutuhkan oleh Kota Bandung. Kriteria tersebut disesuaikan dengan kondisi sampah dan lingkungan Kota Bandung.

Sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, pada akhir tahun 2016 ini akan dipilih investor yang menjadi mitra pembangunan PLTSA tahun depan. "Kalau tidak ada halangan 2017 pembangunan PLTSA bisa kita mulai, dengan pilihan terbaik sesuai dengan apa-apa yang ada dengan kondisi sampah di Kota Bandung," ujar Ridwan dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.

Pria yang akrab disapa Emil ini menginginkan agar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) memiliki dua fungsi sekaligus, yakni sebagai pembangkit energi dan teknologi daur ulang.

"Kami menyampaikan ke semua investor, kalau kami inginnya dipaket, yaitu PLTSA-nya dengan recycling sampling. Jadi organik jadi energi listrik, yang non organik jadi sebuah produk," katanya

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saat ini proses seleksi masih dilakukan oleh PD Kebersihan Kota Bandung. "Jadi kita pilih investor yang kredibel yang memiki teknologi dan dana untuk waste-to-energy,"ucapnya.

Kota Bandung menjadi satu dari tujuh kota yang diamanati Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden (Perpres) untuk membangun sistem waste-to-energy. Enam kota lainnya antara lain Tangerang, Surabaya, Makassar, Semarang, Solo, dan DKI Jakarta.

Karena adanya Perpres tersebut, Kota Bandung diperbolehkan menerima investor atau menunjuk langsung teknologi yang sesuai tanpa harus melalui lelang. "Hanya prosesnya enggak perlu lelang internasional seperti dulu karena di Perpres diizinkan memilih langsung dengan beauty contest, artinya memilih berdasarkan kredibilitas," ujarnya.

Kredit

Bagikan