1300 Pelajar Bandung ikuti 'Tantangan Berbagi Buku untuk Tunanetra'

user
Mohammad Taufik 14 September 2016, 14:17 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Sebanyak 1300 pelajar SMA se-Kota Bandung menjadi relawan dalam kegiatan 'Tantangan Berbagi Buku untuk Tunanetra' yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini digagas oleh Yayasan Mitra Netra dan dilaksanakan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Rabu (14/9/).

Kegiatan ini dilakukan untuk menjawab tantangan Wali Kota Bogor, Bima Arya, kepada Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil untuk berbagi buku bagi tunanetra. Caranya dengan menggalang relawan agar mengetik buku-buku fiksi maupun non-fiksi untuk dikonversi menjadi bentuk digital dan braile.

"Ya hari ini Alhamdulillah Pemkot Bandung kerja sama dengan Yayasan Mitra Netra dan juga IBM melakukan kegiatan istimewa, menerima tantangan dari Wali Kota Bogor sebelumnya untuk berbagi buku untuk tunanetra dengan cara menggalang relawan mengetik buku-buku. Hasil ketikannya oleh software IBM dikonversi menjadi bentuk braile dan juga digital. Alhamdulillah Bandung melebihi yang diharapkan, ada 1300 anak disiapkan menulis 1500 buku," ujar Ridwan kepada wartawan di sela acara.

Dalam kegiatan ini, pria yang akrab disapa Emil ini juga ikut mengetik buku yang nantinya diperuntukkan bagi kaum tunanetra. Buku berjudul "Legenda Sangkuriang" diketik oleh Emil setelah dirinya membuka dan meresmikan acara.

"Saya memilih buku Legenda Sangkuriang karena itu sangat Bandung sekali. Buku ini bercerita tentang mitos dan mitologi lahirnya Gunung Tangkuban Parahu yang ceritanya sangat luar biasa penuh makna dan hikmah," ucap Emil.

Usai melaksanakan tantangan ini, Emil lalu menantang Wali Kota Makassar, Dani Pomanto, untuk turut menggelar kegiatan serupa di Kota Makassar.

"Dan karena ini gerakan untuk meng-Indonesia, di bawah motivasi dari ibu Anita Chairul Tanjung, saya menantang Wali Kota Makassar, kota terbesar di timur, agar menggemakan gerakan ini di Indonesia bagian timur. Jadi kepada Pak Dani Pomanto, kalau mendengar dan melihat, mari dukung berbagi buku tunanetra ini di kota kita masing-masing," kata pria berkacama ini.

Emil mengaku sengaja memilih Kota Makassar, agar gerakan ini dapat segera menyebar luas hingga ke seluruh Indonesia.

"Pertimbangannya supaya melompat meratanya jauh lebih terasa. Menurut pendapat saya, kalau masih di Pulau Jawa, gemanya agak masih di situ-situ aja. Tapi kalau langsung ke timur, di Jawanya sudah dihebohin sama Bogor dan Bandung, yang timurnya kita hebohkan dan kita ramaikan dari Makassar, mungkin nanti terus ke wilayah-wilayah timur," tuturnya.

Melalui kegiatan ini, Emil mengaku terinspirasi untuk mengembangkan kegiatan serupa. Ia ingin memanfaatkan pengikut media sosialnya untuk menyebarluaskan kampanye ini.

"Jadi rencananya kalau dengan media sosial, siapapun boleh ngetik di manapun. Nanti hasilnya dikirim ke sebuah alamat, nanti alamat itu yang meng-collect si hasil ketikannya, dan dikonversi jadi buku digital dan buku braile. Jadi tidak dibatasi," katanya.

Tak sampai di sana, Emil juga menggagas agar bantuan untuk mengkonversi buku fisik menjadi digital dan braile bisa dilakukan lebih masif. "Kita punya ratusan ribu anak sekolah kan, ini hanya 1300. Kalau saya rutinkan, tinggal bukunya tolong dibantu, mungkin oleh sebuah kurasinya, buku apa yang bisa kami transformasikan. Mudah-mudahan hal ini jadi rutin. Itu semangat dari Bandung," ujarnya memungkasi.

Kredit

Bagikan