Duh, Indonesia peringkat ke-60 dari 65 negara malas membaca
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memaparkan fakta bahwa menurut hasil survei indeks literasi daya baca, Indonesia merupakan peringkat ke 60 dari 65 negara yang disurvei dengan jumlah penduduk yang malas membacanya terbilang tinggi. Hasil survei tersebut sangatlah miris. Padahal dengan banyaknya buku dan kecanggihan teknologi, membaca buku bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Namun nyatanya, Indonesia masuk dalam daftar penduduk dengan tingkat malas membaca yang terbilang tinggi.
"Jika dijabarkan, per tahun orang Indonesia hanya membaca 27 lembar saja. Itu juga mungkin hanya membaca buku tabungan," celoteh pria yang akrab disapa Emil saat ditemui dalam acara peresmian BI Corner di Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat, Rabu (31/8).
Dengan adanya hasil survei tersebut, Pemkot Bandung terus menggenjot kebiasaan baru dengan mengajak masyarakat untuk lebih rajin membaca. Sederet program digalakkan guna menghempaskan kebiasaan buruk malas membaca.
Beberapa program yang tengah digalakkan oleh Pemkot Bandung adalah Gemas. Gemas kepanjangan dari Gerakan Maca Sauyunan, sauyunan dalam bahasa Sunda artinya bersama-sama atau berkolaborasi.
Kemudian, Pemkot Bandung mewajibkan para siswa dan siswinya untuk membaca buku non kurikulum seperti buku fiksi ataupun novel pada 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
"Program lainnya adalah gerobak baca. Tidak semua kualitas lingkungan di Kota Bandung lingkungannya formal, banyak kampung kumuh, padat penduduk dan banyak anak. Daripada main enggak jelas mending baca buku dari gerobak baca," jelasnya.
Gerobak baca merupakan gerobak layaknya penjual makanan keliling namun isinya adalah berbagai macam buku. Program ini dilakukan oleh level camat di mana para camat diwajibkan untuk inisiatif membuat gerobak baca dilingkungannya masing-masing.