Ridwan Kamil dan Ayi Vivananda tanding catur, diplomasi politik kah?

user
Mohammad Taufik 19 Agustus 2016, 17:54 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Ada pemandangan berbeda di Balai Kota Bandung pada Jumat (19/8) siang. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kedatangan Mantan Wali Kota Bandung Ayi Vivananda. Namun kedatangan mantan orang nomor dua di Kota Bandung ini bukan untuk melakukan pertemuan khusus, namun untuk bermain catur dengan Ridwan Kamil.

Sebuah meja tampak disediakan di Taman Balai Kota, tepat di depan Bandung Command Center (BCC), lengkap dengan papan catur. Ayi mengenakan kemeja batik merah dan Ridwan mengenakan kemeja putih lengkap dengan peci hitamnya. Keduanya telah duduk di posisinya masing-masing dan mulai beradu strategi.

Di sela permainan, pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan bahwa tujuan pertandingan catur ini dilakukan dalam rangka 17 Agustusan.

"Ini mah bukan percaturan politik. Dalam rangka tujuhbelasan saja," ucap Emil.

Jawaban itu sekaligus menampik bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka kepentingan politik.

"Calon wakilnya Pak Wali ya Pak," seorang wartawan bertanya.

"Pilkadana ge jauh keneh (pilkadanya juga masih jauh," Emil menjawab sembari berkelakar

Senada dengan Emil, Ayi pun membenarkan bahwa maksud kedatangannya ke Balai Kota Bandung untuk bermain catur dengan orang nomor satu di Kota Bandung itu, sekaligus dalam rangka menyambut 17 Agustusan.

"Catur itu olahraga yang biasa dilakukan warga masyarakat. Ada masyarakat yang main catur sama menteri, sama wali kota, sama saja. Ini saya warga masyarakat dengan wali kotanya‎," kata Ayi.

"Jadi ini dalam rangka 17 Agustusan. Enggak ada maksud apa - apa," ujarnya menambahkan.

Sesekali keduanya tampak akrab berbincang. Untuk pertandingan catur di sesi pertama berakhir remis alias tidak ada pemenang. Sementara pertandingan kemudian dilanjutkan di sesi kedua dan dimenangkan oleh Ayi Vivananda.

"Kalau ada masukan dari Kang Ayi itu, komunikasi kan enggak harus formal. Bisa main catur, blusukan. Itulah indahnya Bandung dan indahnya demokrasi," kata Emil memungkasi.

Kredit

Bagikan