Pemkot Bandung gagas program dakwah di bus kota

user
Mohammad Taufik 11 Agustus 2016, 17:23 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Berbagai program keagamaan telah digulirkan oleh Pemkot Bandung, seperti gerakan magrib mengaji dan gerakan ayo bayar zakat. Dalam waktu dekat Pemkot Bandung kembali meluncurkan program keagamaan yakni dakwah di bus kota.

Hal tersebut diungkapkan Kasubag Sosial Keagamaan Bagian Kesra Setda Kota Bandung H. Latief, saat acara Bandung Menjawab, di Ruang Media, Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (11/8).

Latief menuturkan, untuk gerakan dakwah di dalam bus kota rencananya, akan dimulai pada 1 Muharram 1438 H atau 2 Oktober 2016. Setiap rute bus Damri nantinya akan diisi oleh beberapa penceramah, dengan memberikan materi satu kali keberangkatan.

"Bus kota yang akan di isi oleh pendakwah hanya Bus Damri saja. Materi yang nantinya diberikan lebih ke akhlaqul karimah, muamallah dan lain sebagainya," ujarnya.

Latief mengungkapkan, tujuan dari gerakan dakwah di bus ini yakni untuk mengisi waktu para penumpang dengan hal bermanfaat. "Daripada penumpang itu melamun, main HP, maka lebih baik mendengarkan ceramah untuk membina mental dan menambah ilmu," katanya.

Latief mengaku telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Agama Kota Bandung, perwakilan MUI, perwakilan Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung. Dia berharap pihak-pihak terkait agar bersedia membantu dalam melaksanakan program Wali Kota Bandung.

"Mudah-mudahan masyarakat Bandung dapat mendukung, dan Insya Allah ini demi kebaikan Kota Bandung sendiri," ujarnya memungkasi.

Program Magrib Mengaji

Sementara itu, Program Magrib Mengaji yang diluncurkan pertama kali oleh Wali Kota Bandung pada April 2016, kini dinilai telah berjalan secara efektif.

Latief menjelaskan, penerapan program magrib dinilai mulai berjalan baik. Hal ini dilihat dari grafik para peserta Magrib Mengaji yang naik secara signifikan. "Setiap kecamatan sudah melaporkan bahwa di kecamatan masing-masing program ini sudah berjalan dengan baik," katanya.

Dikatakan Latief, penerapan program Magrib Mengaji ini sudah banyak diikuti oleh anak-anak. Kondisi ini jauh berbeda bila dibandingkan sebelum program ini diluncurkan.

"Misalnya di masjid dekat rumah Saya, biasanya anak yang mengaji seusai magrib hanya sekitar 10 orang tapi saat ini bisa mencapai 100 orang," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, para guru program Magrib Mengaji saat ini sudah berkeliling ke banyak masjid yang ada di Kota Bandung.

"Di Bandung sendiri ada 4000 masjid, namun kita baru keliling ke 2000 masjid atau setengahnya dulu supaya efektif," ujarnya.

Kredit

Bagikan