Ini jawaban Dewan Kebudayaan Jawa Barat terkait polemik Gedung YPK

Aksi save Gedung YPK
Bandung.merdeka.com - Ketua Dewan Kebudayaan Jawa Barat, Ganjar Kurnia, menghadiri dialog dengan seniman dari Dewan Kebudayaan Jeprut Bersatu atau seniman jeprut.
Dalam dialog di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) itu, Ganjar menjelaskan terbentuknya Ketua Dewan Kebudayaan Jawa Barat (DKJB).
Mantan Rektor Universitas Padjdjaran (Unpad) ini menuturkan, dirinya dilantik sebagai Ketua DKJB mulai Maret 2015. Ia menepis DKJB sudah berdiri sejak tiga tahun lalu.
“Praktis sejak pelantikan sampai sekarang DKJB baru 1,4 bulan,” katanya, Senin (1/8).
Sedangkan jumlah anggota DKJB sendiri sebanyak 21 orang, tidak hanya seniman dan budayawan tetapi ada akademisi berbagai bidang, pengusaha, dan lain-lain. Komposisi tersebut dengan pertimbangan, bahwa kebudayaan berkaitan dengan banyak bidang.
Ganjar sendiri tidak mengetahui alasan dirinya dipilih menjadi Ketua DKJB. Sebab pembentukan DKJB berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat.
“Saya tidak tahu pertimbangan menunjuk 21 anggota DKJB termasuk memilih saya yang bukan kategori budayawan, teman-teman menyebut saya buayawan,” katanya.
Mengenai tugas dan fungsi DKJB, ia menjelaskan pihaknya bukan sebagai lembaha eksekutor atau penyelenggara kegiatan. Tugas utama DKJB adalah membangun strategi kebudayaan di Jawa Barat.
Untuk membangun strategi tersebut, sambung profesor sosiologi pedesaan Prancis ini, DKJB mendapat akses menemui dinas-dinas Pemprov Jabar.
Sejauh ini DKJB baru menjejaki dialog dengan Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Dalam dialog tersebut, DKJB berperan sebagai konsultan atau supervisi bidang kebudayaan. Dengn begitu kedepannya diharapkan terbangun strategi kebudayaan makro Jawa Barat.
“Jadi prinsip dasar DKJB bukan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan, kami hanya menyampaikan polok pikiran,” tandasnya.
Mengenai rencana Gedung YPK yang akan diipakai kantor DKJB, ia mengaku sudah mendapat tawaran tersebut. Namun sejauh ini tawaran tersebut baru sebatas lisan.
“Kami diberi kesempatan tinggal di sini tapi sampai saat ini belum pernah kami memakai ruangan ini. Menurut kami perlu secara formal serah terima secara tertulis. Tapi sejauh ini baru lisan,” ujarnya.
Ia setuju jika YPK tetap menjadi ruang publik tempat berkegiatan seniman Jawa Barat. DKJB sendiri menginginkan memperbanyak ruang-ruang publik.
Kepada seniman ia mengajak untuk bersama-sama membuat perencanaan membangun strategi kebudayaan.
“Yang jelas DKJB tidak melakukan kegiatan. Kami bukan lembaga yang mengeksekusi suatu kegiatan,” tandasnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak