Membedah pemikiran tokoh desain grafis Indonesia lewat buku

user
Muhammad Hasits 30 Juli 2016, 13:27 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Bicara perkembangan desain grafis di Indonesia tidak lepas dari sosok Priyanto Sunarto (1947-2014). Pak Pri—demikian ia biasa disapa—tidak hanya meninggalkan sejumlah karya desain grafis. Ia juga menuangkan pemikiran-pemikirannya lewat artikel atau opini yang ditulisnya.

Karya-karya tulis dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Bandung itu masih relevan hingga kini. Sehingga generasi yang tidak bisa bertemu langsung dengan Pak Pri, masih bisa menjumpainya gagasannya lewat tulisan.

Untuk itulah Desain Grafis Indonesia (DGI) menerbitkan buku berjudul “Pri S.: Serumpun Tulisan.” Buku ini diluncurkan dalam rangkaian Tribut untuk Priyanto Sunarto berjudul “Pri S: Serpihan Karya dan Arsip” di Selasar Sunaryo Art Space Jalan Bukit Pakar Timur No 100 Bandung.

Ketua DGI Ismiaji Cahyono mengatakan, penerbitan buku yang menghimpun karya-karya Pak Pri sebenarnya sudah direncanakan sejak 2014. DGI, kata dia, banyak menyimpan artikel-artikel yang ditulis Pak Pri.

“DGI juga menerbitkan antologi artikel. Namun tulisan-tulisan Pak Pri harus dibukukan tersendiri,” kata Ismiaji, dalam diskusi Bedah Buku Pri S.: Serumpun Tulisan, Jumat (29/7).

Buku tersebut menghimpun artikel yang ditulis Pak Pri dari tahun 1980-2000. “Saat menelusuri tulisannya, ternyata mengandung bobot yang besar. Misalnya artikel yang ditulis tahun 80-an Pak Pri memakai kacamata yang jauh ke depan,” katanya.

Artikel yang ditulis Pak Pri, sambung dia, bukan hanya berisi petuah, tetapi juga mengandung ajakan dan tantangan khususnya di bidang desain grafis. “Maka dari itu kami memutuskan perlu buku khusus tentang almarhum Priyanto,” kata pria yang juga murid Pak Pri.

Ia menambahkan, buku tersebut lahir berkat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk beberapa murid Pak Pri. Antara lain Vera Rosana yang menjadi desainer buku, Selasar Sunaryo Art Space dan sejumlah pihak lainnya.

Vera Rosana mengaku awalnya merasa berat harus membuat desain buku tentang pemikiran gurunya. Menurutnya, Pak Pri bukan hanya guru, tetapi seniman besar di bidang desain grafis.

Menurut perempuan kelahiran Bandung yang kini mengajar di Binus Jakarta, peran Pak Pri sangat besar dalam perjalanan kuliah maupun kariernya. “Begitu lulus kuliah di ITB, Pak Pri nanya mau ke mana. Saya bilang mau ngajar. Lalu Pak Pri bilang, kalau cangkirnya belum penuh apa yang mau ditumpahkan?”

Setelah mendapatkan pertanyaan itu, Vera sadar dirinya masih harus terus belajar. Ia memutuskan untuk kembali kuliah. Setelah lulus ia mulai mengajar.

“Buku ini berisi isi cangkir Pak Pri yang akan memberi inspirasi. Apa yang dia tumpahkan ke murid-muridnya akan ditumpahkan kembali tak berhenti,” katanya.

Dalam membuat desain, ia berusaha menyajikan karakter yang khas yang mewakili setiap artikel yang ada di buku. Ia berharap desainnya bisa menarik pembaca dari halaman awal sampai akhir.

Kredit

Bagikan