Begini harapan Ridwan Kamil terhadap formasi menteri baru Jokowi

user
Mohammad Taufik 28 Juli 2016, 16:48 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Presiden Jokowi telah merombak susunan menterinya dalam reshuffle Kabinet Kerja jilid II pada Rabu (27/7) kemarin. Sejumlah harapan diungkapkan oleh kepala daerah terhadap formasi menteri baru Presiden Jokowi. Salah satunya oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Harapan saya sih tunjukan kinerja yang ekspektasinya dua, yakni memenuhi ekspektasi presiden dan memenuhi ekspektasi rakyat. Karena kalo dua itu terpenuhi ya berarti kerjanya bener," ujar Ridwan kepada wartawan, Kamis (28/7).

Secara khusus pria yang akrab disapa Emil ini meminta para menteri baru untuk turut melibatkan para kepala daerah dalam setiap kebijakan yang diambil, khususnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

"Kepada para menteri, lain kali kalo mau bikin kebijakan yang menyangkut langsung kepada rakyat ngobrol lah dulu sebelum melaunching kebijakan. Minta pendapat dulu, karena kami harus mengamankan di bawah itu aja. Kepada menteri apapun," ungkap Emil.

Emil mengaku selama ini cukup kerepotan saat menjelaskan suatu kebijakan kepada masyarakat. Pasalnya menteri yang bersangkutan tidak melibatkan kepala daerah dalam proses pengambilan keputusan suatu kebijakan.

"Kadang kadang kami selalu kerepotan menjawab pertanyaan ada kebijakan baru. Dibilang engga masa engga nurut ke pemerintah pusat. Diiyahin kitanya masing bingung. Kan kayak begitu," ucap Emil.

Emil pun tak menampik dirinya merasa khawatir dengan perubahan menteri di kabinet Presiden Jokowi. Sebab dengan bergantinya menteri akan ikut berdampak pada berubahnya kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan oleh menteri sebelumnya

"Bukan khawatirlah artinya harap harap cemas," ucapnya.

Namun di sisi lain, Emil mengungkapkan, bahwa seorang pejabat harus memiliki mental siap diberhentikan kapanpun. Baik berhenti secara natural, ataupun berhenti secara tiba tiba karena urusan formal atau tiba tiba karena sakit atau meninggal.

"Kalau saya, jabatan dunia ini hanya sementara. Kapanpun pasti kita akan berhenti. Besok lusa berhenti juga jangan jadi gimana-gimana, tapi yang terpenting selama kita masih menjabat kita harus meyakini bahwa kita kerja maksimal. Menurut saya kalo itu diyakini kita berhenti kapan aja ga merasa sia-sia," ujarnya.

Kredit

Bagikan