Kota Bandung jalin kemitraan dengan Singapura

user
Farah Fuadona 26 Juli 2016, 14:00 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kota Bandung siap membuka kerja sama dalam bentuk apapun, terutama terkait pembangunan infrastruktur. Kota Bandung dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 8,5 persen tertinggi di Indonesia, menawarkan peluang besar bagi berbagai pihak untuk berinvestasi.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat menggelar pertemuan bilateral dengan Senior Minister of State (Foreign Affairs) of Singapore, Dr. Mohd Maliki bin Osman di Pendopo Kota Bandung, Senin (25/7).

Ridwan menyebut, Kota Bandung yang memiliki jumlah penduduk 2,5 juta jiwa dengan persentase 60 persen di bawah usia 40 tahun ini, memiliki magnet yang menarik Singapura untuk menjalin kerja sama. Dia mengatakan, daya tarik Kota Bandung terletak pada sumber daya manusia yang terbilang unggul.

“Saya memimpin sebuah kota yang sebagian besar penduduknya adalah pemuda, yang well educated,” ujar Pria yang akrab disapa Emil ini dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.

Hal tersebut kata dia, terukur dari banyaknya jumlah perguruan tinggi di kota Bandung yang termasuk salah satu kota yang memiliki perguruan tinggi terbanyak di Indonesia.

Emil memaparkan pencapaian-pencapaian Kota Bandung selama 3 tahun terakhir selama dirinya menjabat seperti adipura, smart city, dan keberhasilan lain yang diraih oleh Kota Bandung.

“Ketika saya pertama kali menjabat, kepercayaan publik terhadap kota ini berada di urutan ke-200. Setelah dua tahun, sekarang kami nomor satu di Indonesia,"ungkapnya.

Di sisi lain, Emil mengaku bahwa satu hal yang belum dapat ia tuntaskan hingga saat ini, yakni masalah infrastruktur.

“Smart city, checked. Kepercayaan publik, checked. Index kebahagiaan, checked. Kebersihan kota, checked. Tapi masalah kemacetan, saya belum tuntas,” ucap dia.

Emil menyebut sistem pembangunan konvensional di Indonesia kurang mampu mengakselerasi pembangunan itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan laju pertumbuhan infrastruktur di Indonesia terbilang lambat karena keterbatasan sistem.

Namun pihaknya mengaku bersyukur saat ini Indonesia telah memiliki regulasi formal yang mengatur tentang partisipasi pihak ketiga dalam pembangunan infrastruktur, yang dinamakan dengan kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public-Private Partnership (PPP). Konsep inilah yang memungkinkan Kota Bandung untuk segera mengakselerasi laju pembangunannya.

Oleh karena itu, ia ingin menggandeng Singapura untuk berinvestasi dalam bidang infrastruktur, terutama dalam bidang transportasi massal. Salah satu yang sedang dijajaki dengan Singapura adalah proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) koridor I yang akan bekerja sama dengan SMRT (Singapore Mass Rapid Transit).

Proses proyek tersebut kini tinggal mengumumkan pemenang lelang yang rencananya akan dilakukan minggu depan. “Jika SMRT bisa mengerjakan seluruh jalur LRT, itu bisa bagus,” ujarnya.

Sementara itu, Senior Minister of State (Foreign Affairs) of Singapore, Dr. Mohd Maliki bin Osman Menteri Mohd Maliki mengaku sangat tertarik dengan kerja sama bilateral ini. Menurutnya, laju pembangunan Kota Bandung mengarah menuju hal positif.

“Anda melaju ke arah yang positif. Dengan potensi yang dimiliki Bandung, terutama dalam hal sumber daya nanusia, kita bisa melakukan kerja sama yang baik,” katanya.

Beberapa poin yang menjadi ketertarikan Menteri Mohd Maliki terhadap Kota Bandung antara lain pertumbuhan ekonomi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, pembangunan sumber daya manusia, industry kreatif, dan penanganan keamanan serta penanggulangan terorisme. Perbincangan mengenai detil kerja sama akan dibicarakan lebih lanjut oleh kedua belah pihak dalam pertemuan terpisah. Pertemuan terdekat akan dilakukan pasca pengumuman lelang LRT minggu depan.

Kredit

Bagikan