Hingga akhir tahun ini, Bandung dilanda kemarau basah
Bandung.merdeka.com - Akhir-akhir ini cuaca di Bandung sering tidak menentu, kadang panas terik kemudian diselingi hujan cukup lebat. Sehingga muncul istilah kemarau basah.
Peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Muhamad Iid mengatakan, periode saat ini sebenarnya memasuki periode kemarau. Namun sejumlah fenomena alam atau iklim membuat periode kemarau diselingi musim hujan. “Sejak Juli ini kita memasuki periode kemarau yang ada hujannya,” kata Muhamad Iid, kepada Merdeka Bandung, Selasa (29/7).
Berbeda dengan periode kemarau pada 2015-2016 yang cukup panjang karena adanya gelombang El Nino. Periode kemarau kali ini dipengaruhi gelombang La Nina yang mendorong terjadinya suplay air hujan.
“Meskipun gelombang La Nina-nya tergolong lemah, tetapi tetap berpotensi mensuplay air hujan,” jelasnya, seraya menambahkan La Lina lemah mulai terjadi sejak awal Juli ini.
Selain faktor La Nina, kemarau basah yang melanda Bandung serta sebagian wilayah Jawa Barat dipengaruhi faktor global dan regional. Faktor globalnya berdasarkan hasil perhitungan terhadap anomali suhu air laut Samudera Hindia yang dikenal sebagai Dipole Mode Index.
Perhitungan Dipole Mode Index yang terjadi saat ini negatif. Artinya, kata Iid, curah hujan di Indonesia akan tinggi. Sebaliknya jika index tersebut positif, maka akan terjadi kekeringan di wilayah Indonesia.
“Dipole Mode Index di Samudera Hindia ada pengaruhnya ke Indonesia, khususnya Jawa Barat dalam proses terbentuknya hujan,” jelas alumnus Meteorologi ITB 2007.
Sedangkan faktor regionalnya, sambung dia, suhu muka laut selatan Jawa Barat cukup hangat pada Juli ini. Hal ini berpotensi pembentukan awan hujan untuk daerah Bandung dan sekitarnya. “Pengaruhnya ke Bandung, Oktober-November nanti suhu di Bandung akan hangat. Kondisi ini berpotensi membentuk awan hujan,” katanya.
Berdasarkan tiga faktor tersebut maka muncul istilah kemarau basah, yakni periode kemarau yang diselingi musim hujan. Sepanjang periode kemarau ini akan terjadi hujan, bahkan di bagian tengah wilayah Jawa Barat akan terjadi hujan lebat.
“Periode kemarau basah ini terjadi mulai Juli sampai September sampai bertemu kembali periode musim hujan Oktober-November. Sehingga musim kemaraunya hampir tidak ada,” katanya.