Jelang tahun ajaran baru, pasar buku di Bandung bergeliat

user
Mohammad Taufik 17 Juli 2016, 14:51 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Tahun ajaran baru identik dengan buku baru. Geliat penjualan buku setiap menjelang tahun ajaran baru pun biasa tampak di Palasari, salah satu sentral buku terbesar di Bandung.

Pasar Buku Palasari menyediakan semua jenis buku, mulai buku sekolah SD sampai SMA hingga buku kuliahan dan umum. Semua buku di Palasari ditawarkan dengan harga diskon. Sehingga harga buku di Palasari relatif lebih miring dibandingkan toko buku lain.

"Tiap menjelang ajaran baru ada peningkatan. Selesai ajaran baru, penjualan turun lagi, kemudian naik lagi saat perkuliahan dimulai," kata pemilik Toko Buku Nuyafa di deret depan Palasari, Nurul Akbar (44), saat berbincang dengan Merdeka Bandung.

Nurul Akbar mengacu pada dimulainya tahun ajaran baru sekolah. Sedangkan mahasiswa saat ini masih libur.

Toko Buku Nuyafa menyediakan buku sekolah, kuliah dan buku agama dengan pangsa pasar pelajar dan mahasiswa. Sehingga Nurul Akbar berharap ada peluang peningkatan penjualan buku menjelang dimulainya perkuliahan.

Selain mengandalkan pangsa pasar pelajar dan mahasiswa, toko-toko buku di Palasari yang menyediakan buku kuliahan juga mengandalkan tradisi sumbangan buku yang ada di masing-masing kampus di Bandung.

Dalam tradisi tersebut, mahasiswa yang lulus harus menyumbangkan buku ke perpustakaan kampus. Tradisi ini tentu positif bagi penjualan buku khususnya di Palasari.

"Yang sudah beres kuliah harus nyumbang ke perpustakaannya. Jadi banyak mahasiswa yang membeli buku buat di sumbangan. Buku yang mereka beli macam-macam, tidak harus selalu buku kuliah," tutur ayah empat anak yang sudah membuka toko buku sejak 2006.

Setiap musim sumbangan, biasanya ada mahasiswa yang memborong 10 sampai 20 judul buku.

Disinggung pengenai pengaruh internet, khususnya e-book terhadap penjualan buku di Palasari, Nurul Akbar menyatakan memang derasnya informasi di internet sedikit banyak berdampak pada penjualan bukunya.

"Ada pengaruhnya, tapi sedikit. Misalnya yang kuliah teknik, mereka lebih gampang membeli e-book. Buku-buku baru banyak juga yang versi e-book-nya. Tapi buku lama jarang ada di e-book-nya. Sehingga orang yang mencari buku lama tetap akan datang ke sini," ujarnya.

Ia menyebutkan, pengaruh internet terhadap kios bukunya sekitar 30 persenan. "Malah ada yang sudah merasakan e-book justru balik lagi ke buku biasa. Ada yang e-booknya diprint sehingga jatuhnya lebih mahal," kata Akbar.

Kredit

Bagikan