Melongok aktivitas Saung Angklung Udjo di Padasuka

user
Mohammad Taufik 17 Juli 2016, 10:16 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Musik angklung menjadi salah satu seni khas Jawa Barat. Bicara musik angklung tidak bisa lepas dari Saung Angklung Udjo. Di saung inilah seni musik angklung berproses hingga memberi andil pada penetapan angklung sebagai warisan dunia oleh Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB, Unesco, 2010.

Saung Angklung Udjo terletak di Jalan Padasuka, Bandung. Akses utama ke saung angklung melalui Jalan PHH Mustofa, Bandung. Jika dari arah Pasteur, Saung Angklung Udjo berada sebelum Terminal Cicaheum, Bandung.

Meski terletak di Jalan Padasuka yang relatif kecil, alamat Saung Angklung Udjo mudah ditemukan. Setiap orang di jalan tersebut biasanya hafal dengan pusat seni angklung itu.

Bagian luar Saung Angklung Udjo dikelilingi rumpung-rumpun bambu berbagai jenis, mulai bambu berwarna hijau hingga bambu berwarna kuning.

Di balik rumpun bambu itulah terdapat toko aksesoris dan panggung pertunjukan. Toko aksesoris tersebut menjual berbagai produk kesenian mulai angklung, miniatur angklung, kaos dengan sablon angklung, kain batik, berbagai cinderamata dan lain-lain.

Sebuah panggung pertunjukan berdiri bersebelahan dengan toko aksesoris tersebut. Panggung tersebut didesain dengan arsitektur tradisional terbuka. Di panggung itu kerap disuguhkan permainan musik angklung.

Di sana pengunjung biasanya diajak bermain musik angklung bersama yang diarahkan konduktor. Konduktor akan mengajari kode-kode memainkan angklung, kemudian memainkan beberapa lagu dengan tuntutan kode-kode yang membentuk tangga nada.

Selain itu di dalam panggung juga biasa dipentaskan pertunjukan wayang golek. Pengunjung bisa mengikuti lakon wayang hingga aktivitas dalang dalam memainkan wayang.

Dalam buku "Udjo: Diplomasi Angklung" yang ditulis Sulhan Syafeii, Saung Angklung Udjo didirikan pada 1966 di rumah pendirinya, Udjo Ngalagena. Kata saung dalam bahasa Sunda berarti rumah kecil, pondok, dangau, gubuk atau tempat tinggal sementara yang ada di sawah atau ladang.

Di tempat tinggalnya itulah Udjo Ngalagena membuat inovasi-inovasi untuk memajukan Saung Angklung Udjo. Kegiatan di dalam saung tidak hanya memproduksi alat musik bambu, tetapi juga mengadakan pelatihan angklung dan kesenian lainnya, serta pementasan dan pertunjukan kesenian.

"Kegiatan pembuatan, pelatihan dan pertunjukan angklung ini akhirnya menjadi ciri khas SAU," demikian Sulhan Syafeii menuliskan dalam bukunya, (Grasindo, 2009).

Kredit

Bagikan