Orangtua jangan khawatir berikan vaksin pada anak

Ilustrasi
Bandung.merdeka.com - Sejak dibongkarnya perederan vaksin palsu oleh Mabes Polri, para orangtua memiliki kekhawatiran untuk memberi vaksin anaknya. Kadinkes Jabar Alma Lucyati menyampaikan untuk tidak khawatir memberikan vaksin bagi anaknya. Orangtua diminta untuk tetap melakukannya demi menjaga kesehatan anak.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lucyati mengatakan, pemberian vaksin harus tetap menjadi prioritas dalam menjaga kesehatan anak agar tidak mudah terkena penyakit tertentu. Apalagi pemerintah akan mengupayakan pemberian vaksin ulang kepada anak-anak yang diduga memperoleh vaksin abal-abal itu.
"Vaksin ulang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan. Masyarakat harus tetap percaya, bahwa pelayanan kami ini masih terstandar, tetap terbaik. Vaksin ini prioritas utama, preventif lebih baik dari kuratif. Agar anak-anak tidak terserang penyakit," kata Alma, Sabtu (16/7).
Untuk itu dia menyarankan pada orangtua untuk melakukan vaksinasi yang berada di bawah naungan pemerintah seperti di rumah sakit pelat merah, puskesmas, dan posyandu. Berbagai tempat tersebut mendapat pengawasan ketat terkait asal usul vaksin sehingga dapat dipastikan keasliannya. Regulasi yang ditempuh untuk mendapatkan vaksin pun dipastikan sudah prosedural.
Dia melanjutkan, pemerintah tengah mendata anak-anak yang divaksin di tempat beredarnya vaksin palsu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui anak-anak yang terindikasi menerima vaksin palsu.
"Saya sudah berkirim surat ke rumah sakit dan bidan yang namanya disebut (sebagai tempat beredarnya vaksin palsu), untuk melihat nama-nama anak yang vaksinasi di tempatnya," ungkapnya.
Langkah ini sudah sesuai arahan Kementerian Kesehatan untuk memfasilitasi anak-anak yang mendapat vaksin palsu untuk diimunisasi ulang.
Dia menuturkan, saat ini tim satuan tugas (satgas) penanganan vaksin palsu yang terdiri dari Kemenkes, Kepolisian, BPPOM, dan Biofarma tengah menyisir seluruh distributor yang turut mengedarkan vaksin palsu. Ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peredaran vaksin palsu tersebut.
"Tim tersebut melihat apakah ada vaksin palsu di provinsi lain, atau di rumah sakit lainnya," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak