Pemkot Bandung kampanyekan gerakan #KlikBiarSelamat
Bandung.merdeka.com - Angka penggunaan helm pengendara sepeda motor di Kota Bandung terbilang cukup tinggi, yakni sebesar 89,8 persen. Namun hanya 67,7 persen yang menggunakannya secara benar, yakni dengan mengancingkan tali helm hingga berbunyi ‘klik’. Data tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh John Hopkins School of Public Health tahun 2015.
Penggunaan helm yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian pada kecelakaan sepeda motor di Kota Bandung. Sebaliknya, penggunaan helm dengan baik dan benar dapat mengurangi resiko meninggal saat kecelakaan hingga 40 persen dan resiko cedera parah hingga 70 persen.
Di dunia, sebagian besar angka kematian disebabkan oleh kecelakaan di jalan raya. Lebih dari 1,2 juta orang meninggal dan 20-50 juta lainnya mengalami cedera parah. Pada tahun 2015, jumlah total kecelakaan lalu lintas di Bandung sebanyak 682 kejadian yang mengakibatkan 100 kematian dan 811 cedera. Hal tersebut termasuk juga terjadi pada pengguna sepeda motor, terutama yang berusia 18-29 tahun.
Hal inilah yang melatarbelakangi kampanye #KlikBiarSelamat yang dijalankan oleh Tim Pokja Keselamatan Jalan Kota Bandung. Kampanye ini merupakan bagian dari realisasi hibah dari Bloomberg Philanthropies melalui program Bloomberg Initiative for Global Road Safety untuk Kota Bandung. Kampanye ini diresmikan langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Auditorium Rosada, Selasa (28/6).
Oded mengaku sangat mendukung kegiatan kampanye keselamatan ini. Menurutnya, kampanye ini merupakan bagian dari pembangunan sosial yang sangat penting dilakukan di Kota Bandung.
“Pembangunan sosial tersebut meliputi pembinaan mental-spiritual kita, membangun kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional kita,” ujar Oded dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.
Oded lantas menginstruksikan kepada Tim Pokja untuk membuat program-program konkret agar pesan-pesan yang dimuat dalam kampanye ini dapat menyentuh hingga ke tingkatan masyarakat yang paling mendasar. Dia meminta agar kampanye tersebut bisa hadir di tiap kecamatan.
“Saya berharap bisa melakukan sosialisasi tentang program ini sehingga menyentuh ke akar rumput,” katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Pokja Keselamatan Kota Bandung Kamalia Purbarani mengatakan bahwa timnya sudah membuat berbagai program sosialisasi melalui berbagai media, baik media sosial, media televisi lokal, dan media massa lainnya.
“Ini kan kerja sama antara Bloomberg Philanthopies dengan Pemerintah Kota Bandung. Nanti materi kampanyenya akan di-develop oleh para pakar, nanti bagian Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika-red) yang akan menyebarluaskannya,” ujar Kamalia.
Selain mengenai penggunaan helm, tema-tema kampanye lainnya yang akan diangkat adalah tentang penggunaan sabuk keselamatan bagi pengendara roda empat, penggunaan kendaraan saat mabuk, dan isu speeding atau penggunaan kecepatan aman saat berkendara.
Kampanye-kampanye tersebut adalah satu dari lima isu yang menjadi perhatian BIGRS, yakni safety attitude atau perilaku yang mendorong pada keselamatan di jalan raya. Kegiatan-kegiatan lainnya antara lain manajemen keselamatan jalan, keselamatan jalan raya, keselamatan kendaraan, dan penanganan korban pasca kecelakaan.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengatur tentang penggunaan helm secara tegas melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan tersebut telah mampu meningkatkan angka penggunaan helm di Indonesia hingga mencapai 90 persen.