BIN lacak keberadaan ABK yang disandera di Filipina

user
Mohammad Taufik 24 Juni 2016, 19:41 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kepala Badan Intelejen Negera (BIN) Sutiyoso menyatakan terus berusaha melacak keberadaan tujuh anak buah kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera di Laut Sulu, Filipina, pada Senin 20 Juni lalu.

"Selama ini saya terus cari lokasi yang menyandera mereka," kata pria yang akrab disapa Bang Yos usai menghadiri silaturrahmi Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Jawa Barat di Gedung Negara, Pakuan, Kota Bandung, Jumat (24/6).

Menurut dia penyanderaan oleh kelompok bersenjata di Laut Sulu itu terjadi secara bertahap. Saat penyanderaan kapal tengah membawa 13 orang ABK yang semuanya adalah WNI. "Jadi pertama tiga orang dan kedua empat orang. Jadi total tujuh orang," ujarnya. Adapun 6 orang lainnya dibebaskan.

Dia menyatakan tidak bisa menyampaikan secara rinci ihwal penyanderaan yang kali ketiga sudah dilakukan oleh kelompok diduga teroris tersebut. "Hasil rapat koordinasi itu disepakati bahwa juru bicara disampaikan Menlu. Saya hanya bisa katakan bahwa penyanderaan itu ada," ujarnya.

Untuk diketahui dalam tiga bulan terakhir, sudah tiga penyanderaan terhadap ABK Indonesia di perairan Filipina terjadi. Pertama April, lalu Mei dan Juni ini adalah kali ketiga. Dua penyanderaan sebelumnya dilakukan kelompok militan Abu Sayaf yang memiliki basis di sana.

Pemerintah bakal bebaskan para ABK

Sudah kali ketiga warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban penyanderaan di perairan Filipina. Sutiyoso menegaskan pemerintah bakal membebaskan tujuh korban yang disandera di laut Sulu pada Senin 20 Juni lalu tersebut.

"Pemerintah akan melakukan langkah-langkah paling baik untuk menyelamatkan mereka," kata Sutiyoso.

Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso, menyatakan tujuh korban disandera oleh kelompok bersenjata tersebut dilakukan secara bertahap. Awak kapal yang membawa 13 WNI di dalamnya itu melepaskan 6 korban lainnya.

"Jadi pertama tiga orang dan kedua empat orang jadi 7 orang. Kalau tanya yang lain? Menlu saja ya," ujarnya menegaskan.

Beberapa langkah dilakukan BIN untuk terus melacak keberadaan korban. Hanya saja untuk teknis dia emoh menyampaikannya. Termasuk pelacakan nomor handphone para korban.

"Sudah saya lakukan (pelacakan nomor). Tapi saya enggak bisa ngomong soal ini ya," katanya.

Kredit

Bagikan