Begini cara Camat Babakan Ciparay kendalikan urbanisasi
Bandung.merdeka.com - Wilayah Babakan Ciparay memiliki luas wilayah 755 hektar yang terdiri dari 6 kelurahan, 57 RW, dan 365 RT. Kecamatan Babakan Ciparay merupakan satu dari lima wilayah terpadat di Kota Bandung. Jumlah penduduknya kini mencapai sekitar 120.000 jiwa. Faktor utama pemicu kepadatan tersebut adalah adanya Pasar Induk Caringin yang menjadi pusat perekonomian di wilayah ini.
Hal tersebut diungkapkan Camat Babakan Ciparay, Dedi Sutiadi dalam acara Bandung Menjawab yang digelar di Ruang Media, Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (21/6).
Menurut Dedi, sebagai daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Pasar Induk Caringin tidak hanya mengundang pedagang dari Bandung Raya dan wilayah Jawa Barat saja, tetapi juga wilayah Sumatera.
“Jadi pasar induk itu punya daya tarik tersendiri. Bukan hanya dari Kabupaten Bandung, ternyata dari Kabupaten Ciamis pun juga banyak. Ini tarafnya pasar induk itu bukan lokal Provinsi Jawa Barat saja, dari Sumatera dari Medan juga ada,” ujar Dedi.
Pihaknya mengaku terus berupaya mengendalikan urbanisasi ke wilayahnya melalui pengetatan penerbitan surat-surat kependudukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertambahan penduduk dari luar daerah.
“Kami (melakukan) pengetatan dalam masalah kartu kependudukan. Tidak berarti kerja di Babakan Ciparay harus menjadi penduduk Babakan Ciparay. Memang kalau tidak dikendalikan, mereka maunya pindah terus menjadi penduduk,” katanya.
Faktor lainnya kata Dedi yakni banyaknya ruang-ruang industri di wilayah tersebut. Hal ini lantas menarik orang untuk memadati Babakan Ciparay. “Kami itu banyak industri, pabrik. Jadi banyak menyerap tenaga kerja, baik dari dalam maupun dari luar,” ucapnya.
Para tenaga kerja tersebut sebagian besar bekerja sebagai buruh perusahaan, buruh perdagangan, dan petani penggarap.