Radio Bandung merasa minder angkat budaya lokal


Ilustrasi radio
Bandung.merdeka.com - Radio-radio di Bandung masih minder dalam menyiarkan program yang berkonten budaya lokal. Radio yang menyiarkan budaya lokal dinilai memiliki pendengar kelas menengah ke bawah. Padahal, Undang-undang 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran mewajibkan radio melakukan penguatan kebudayaan lokal.
Konsultan radio Soni Sonjaya tidak menampik jika radio sendiri yang mempersepsikan siaran budaya lokal untuk pendengar dari kalangan menengah ke bawah. Artinya, radio yang menayangkan program lokal atau siarannya memakai bahasa lokal bukan radio modern.
"Radio sendiri mempersepsikan konten lokal untuk segmen menengah ke bawah," kata Soni yang berbicara dalam Focus Group Discussion bertema 'Konstelasi radio siaran swasta mainstream di Jawa Barat sebagai penguatan kebudayaan lokal dalam perspektif UU 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran' di kantor KPID Jabar, Bandung, Kamis (16/6).
Ia sepakat radio-radio di Bandung memuat konten-konten lokal. "Walau ada radio digital, jangan anti ketika mengangkat lokalitas. Sebab nilai jual radio di Bandung adalah kelokalannya," kata Soni.
Produser radio Sindo Trijaya Bandung, Andri Herdiansyah, menyebutkan dalam menayangkan konten budaya lokal pihaknya sesuai dengan Undang-undang, yakni 60 persen konten lokal dan 40 persen lainnya konten umum.
Konten lokal diterapkan dalam program siaran, misalnya pemutaran lagu-lagu Sunda. Muatan lokal juga dimunculkan dalam nama program maupun gaya penyiar. Misalnya, penyiar menyampaikan siarannya dalam bahasa Indonesia campur istilah-istilah Sunda.
"Segmentasi kita kelas menengah ke atas, jadi Bahasa Sunda yang dipakai bukan bahasa pasar, termasuk dalam memutar lagu-lagu Sunda, misalnya jazz Sunda atau bossa nova Sunda," katanya.
Sementara Manajer Stasiun Radio Dahlia Bandung, Helsa Sukasah menambahkan, sebagai radio dangdut pihaknya tidak melupakan konten lokal, khususnya lagu-lagu Sunda.
Radio Dahlia juga memiliki program wayang golek. Namun penyiaran wayang golek tidak bisa dilakukan di jam tayang utama (prime time). "Kita angkat wayang golek, walaupun bukan di prame time," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak