BBPOM Bandung temukan dua makanan mengandung bahan kimia berbahaya

Ilustrasi
Bandung.merdeka.com - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung menemukan dua jenis makanan/minuman yang mengandung zat kimia berbahaya. Kedua jenis makanan/minuman tersebut yakni mie basah mengandung formalin serta sirup cincu yang mengandung Rhodamin B.
Hal ini terungkap saat petugas BBPOM melakukan sidak di kawasan Pusdai dan Monumen Perjuangan pada Jumat (10/6)
Kepala BPOM Bandung Abdul Rahim mengatakan, pihaknya membagi dua tim untuk melakukan pengujian makanan terhadap para pedagang yang berjualan di dua kawasan tersebut. Petugas mengambil sampel makanan seperti kolang kaling, cendol, cingcau, bakso, mie, dan jenis makanan lainnya dengan menggunakan test kit.
"Setelah kita melakukan uji terhadap 20 sampel yang diambil dari beberapa pedagang, ada dua jenis yang mengandung bahan berbahaya. Temuan pertama itu mie basah kuning yang dari hasil pengujian petugas positif berformalin. Temuan selanjutnya yakni air sirup cincau berwarna merah yang positif berbahan zat Rodhamin B," ujar Abdul kepada wartawan di sela sidak.
Menurut Abdul, mie basah yang mengandung formalin, jika dipegang dia lebih kenyal dan jika ditarik tidak gampang putus. Penambahan formalin ini untuk membuat makanan menjadi lebih awet dan tahan lama. Zat ini kata Abdul sangat berbahaya bagi kesehatan.
Begitu pula dengan temuan sirup cincau yang mengandung Rhodamin B. Menurut dia, Rhodamin B merupakan pewarna tekstil yang biasa digunakan untuk pakaian.
"Makanan yang mengandung bahan kimia, tentunya akan berbahaya pada kesehatan. Konsumen akan mengalami berbagai penyakit. Yang terparahnya, dia bisa merusak ginjal dan hati," ucapnya.
Abdul mengungkapkan, untuk tindak lanjut dari temuan penggunaan bahan kimia berbahaya pada makanan ini, pihaknya tidak akan langsung menindak pedagang. Pihaknya akan berkomunikasi dahulu dari mana pedagang tersebut memeroleh bahan makanan tersebut.
“Belum tentu si pedagang ini yang membuatnya sendiri. Bisa jadi dari orang lain makanya akan kita telusuri. Tapi tetap kita imbau mereka untuk tidak menjual makanan berbahaya seperti itu,” ungkapnya.
Abdul mengakui, memang cukup sulit untuk membedakan makanan yang mengandung zat kimia berbahaya dan tidak. Untuk itu pihaknya menghimbau masyarakat untuk cerdas dalam memilih makanan
"Jika menemukan makanan yang mencurigakan, segera laporkan ke kami," pungkasnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak